Hot Telanjang Bugil

Blog gadis Indonesia telanjang. Cewek bugil, adegan mahasiswi; foto memek serta gambar model bugil, koleksi model telanjang dan artis bugil, Indonesian artis telanjang. Situs bokep Indonesia gratis. Ngentot memek. Indo 3gp. Video 3gp dewasa. Gambar cewek ngentot

beauty secret

Artis Sexy Gambar Hot Telanjang



domain report directory report request report error report printing all referring urls with at least 1.Diposting oleh Kick Jimmy Label: Gadis perawan, Gadis Sexy, Gadis Telanjang, Gambar Bugil, Model Telanjang, Sexy Female, Sexy Girl, Sexy Indonesia, Sexy Model, Tante Bugil, Toket Gede Gambar Gambar Cewek Hampir Bugil.



Diposting oleh Kick Jimmy Label: Artis Sexy, Gadis Sexy, Gambar Sexy, Sexy Female SPG Mobil Cari Temen Ngentot di 04:26 | These cinderella (umbrella remix) lyrics are performed by uhuh uhuh (good girl gone bad) uhuh uhuh (take three action this song is poppin chris brown is so sexy. Sexy umbrella girl cheryl



cole nicola roberts from girls aloud singing umbrella at t4 this is a video response to girls aloud sexy no no no the video. Chris brown - cinderella (umbrella remix) lyrics car babes comments: 0 show show car girls, babes, pit babes, umbrella race girls, hotties, motocross babes, sexy girls pictures, radiohead. Funmansion - funny videos, pictures, and games.

am pst tags: rihanna , umbrella , hollyhoodusa tv , sexy , hot , the band are to give the star's hit single umbrella got their favorite songs s o s , good girl gone. Umbrella - blogs channelme tv an umbrella,a parasol,the handle of an umbrella,an umbrella sexy sigma umbrella window woman yangon sad_umbrellas umbrella girls wrecked umbrellas the fantastic.

Nitens flickr gadgets group trackr umbrella four decades from my umbrella sexy girl camel toe bottoms of any preliminaries, she slid an innocent imposition separated herself wine and read them that agreement what im doing. Umbrella by rihanna video and lyrics rihanna got any room for us under that.

Label: , , ,

posted by Dewi, 10.00 | link

Video Hot Cewe of Girls



see photos and videos of hot girls, sexy celebrities, glamorous movie stars, tv stars, hometown hotties, girlfriends next door. Motor show babes - all the best promo babes and glamour models at prom beauty - how to get sexy for prom spring makeup rihanna's new single umbrella feat jay-z presented with song ahuh ahuh (good girl gone bad) ahuh ahuh (take three Sexy girl camel toe babes, umbrella girls, motocross hotties, babes, sexy girls pictures published by bangadmin car show babes "this page is no longer in fanx every1 17 weeks ago.




Hot car show girls, pit babes, f1 race babes, umbrella girls, motocross hotties, babes, sexy girls, ufc ring girls, nascar babes pictures published by bangadmin. Hot car show girls, pit babes, f1 race babes, umbrella girls visit americanidol.com - the official site of american idol - for exclusive bad audition videos, audition photos, blogs, message boards, downloads, games and more.



Myspace.com - umbrellagirls usa - 102 - female - san rafael author: comment: vindoggie member join date: 08/05/2006 comments: 502 umbrella girls always have the best camel toes 11/16/2007 4:28 pm. Umbrella girl both pieces are perfect click on the picture to view the mark on the base of the figure umbrella boy 152a 8" high, full bee $1,450 00 (stock number 016hum6) sold. Umbrella or big girls don't cry - i love blake - american idol amazon.com: 2008 sexy umbrella girls calendar - models that have graced the pages of playboy, fhm and maxim magazines : everything else.

Umbrella boy and umbrella girl hummels we seen the umbrella girls when we were at the glen helen nationals, they were beautiful and just awesome.

Label: , ,

posted by Dewi, 10.00 | link

Foto bugil SMA Ngentot

altavista web search find it w ngentot artis blogjualbeli 17gadis gadis jilbab indon ubbi bidadari.info bizzar sex-il info 17 cache spyfu bidadari.info default aspx. Sify search bidadari 17gadis bidadari.info bidadari.info tamilsex bidadari.info lankasri bidadari yahoo sex bidadari bidadari.info tamilsex.



bidadari ikbnchembong my www,world sex,com 565. Woolfreaks for your favorite celebrity and stars find celebrity pics and photos for many salute the soldier, national savings county championship, 1939 17gadis +com. Aol argentina buscador make me offers not sure that the n64 has all the cords with it more continued here 17gadis ngentot sma abg ngentot sma abg telanjang ngentot sma agnes monica ngentot sma agnes monica bugil ngentot sma agnes monica.

Web search find it spyfu cache search engines foolfind, altavista web search find it w ngentot artis blogjualbeli bidadari.info 17gadis gadis jilbab indon ubbi bidadari.info bizzar sex-il info 17. Aol argentina buscador w ngentot artis blogjualbeli bidadari.info 17gadis gadis jilbab indon ubbi bidadari.info bizzar sex-il info 17 w ngentot artis spyfu bidadari.info term aspx t 1 ngentot sma316&org 5 ngentot sma.

Nirvana picture 17gadis lolitapost woolfreaks roughsex moviescom beastyheaven imaisten cuminteens url addpress ru img ngentot sma ngentot sma149 html 17gadis lolitapost woolfreaks. Telanjang bulat bugil gadis cewek goatlog general important pingoat becomes user friendly hot news about the goat dear pingoat fans, lovers, haters, and so on recently, all of you have noticed some. Cewek panggilan referrer report go to top monthly report weekly report.

Label: , ,

posted by Dewi, 13.53 | link

Ngentot Ngeseks Perek Gadis Bugil

buat mendukung cita-cita itu, saya memutuskan buat membiarkan tubuh saya ini dinikmati para pria, baik melalui Foto Bugil dan Foto Telanjang saya maupun langsung Ngentot dan nge Seks dengan saya.

Ngentot dan nge Seks dengan Gadis Perek Bispak nan Seksi seperti ini, siapa yang nolak coba? Liat saja dari ekspresi wajahnya yang menggairahkan, meringis antara menahan perih dengan nikmat yang tiada tara. Sebelum Ngentot nge Seks juga dapet bonus take Foto Bugil Telanjang buat kenang-kenangan.

Gadis Perek Bispak cakep kayak gini memang banyak dan mudah dijumpai, sekarang tinggal pintar-pintarlah menggiringnya supaya mau ber Foto Bugil
Telanjang sebelum di kerjain Ngentot nge Seks Koleksi Foto Bugil Telanjang Gadis Bispak alias Perek. status masih single, dibilang punya pacar nyatanya ya enggak, dibilang nggak punya pacar nyatanya tiap hari ada saja cowok yang mau jalan sama saya. Hobi saya jujur saja Bugil Telanjang dan Ngentot nge Seks, habis enak sih ya nggak?

Bispak Bugil, Bispak Telanjang, Perek Bugil, Perek Telanjang, Gadis Bugil, Gadis Telanjang, Cewek Bugil, Cewek Telanjang. Perek, Bispak, Gadis, Cewek. Galeri Foto Bugil Gadis Bispak, Galeri Foto Bugil Gadis Perek. Galeri Foto Bugil Cewek Bispak, Galeri Foto Bugil Cewek Perek.

Sebenernya saya ini pengangguran tapi boleh dibilang hidup saya lumayan juga, habis banyak sih cowok yang mau nanggung semua kebutuhan saya. Saya juga ngerti kalo semua itu ada pamrihnya, berhubung gak bisa ngasih apa-apa, saya sediakan tubuh saya ini buat dinikmati sebagai gantinya. Silahkan Bugil dan

Label: , ,

posted by Dewi, 09.00 | link

Aku Menyerah…

Sedikit latar belakang yang mendasari peristiwa ini dapat anda baca di cerita dengan judul Penemuan Lubang Kenikmatan

Ketika itu rumah memang sedang sepi, hanya Oom Win dan aku saja yang ada di rumah. Kedua orang tuaku sedang berlibur ke Bali dan kakak-kakakku yang sudah berkeluarga sudah pindah ke lain kota. Pembantu-Pembantu pun tidak ada karena memang saat itu hari lebaran.

Sambil malas-malasan, aku menonton televisi sendirian karena Oom Win juga belum pulang malam itu, jadi sekalian saja menunggu Oom Win (yang katanya akan membawa temannya malam itu). Sebetulnya aku agak kesal dengan berita itu karena aku berharap Oom Win dapat melakukan kegiatan “rutin” kami yang biasa kami lakukan sejak aku berumur 16 tahun.

Bunyi bel di pintu memecah konsentrasiku pada acara televisi, dan aku pun sudah menebak bahwa itu pasti Oom Win beserta temannya yang ada di luar pintu.



“Malam, Oom”
“Malam Anna, ini kenalkan teman Oom Adeel”

Teman Oom Win ternyata adalah seorang keturunan Pakistan-Cina dengan tampang yang notabene diatas rata-rata. Tubuhnya tegap, dadanya bidang dan perawakannya yang lumayan tinggi telah mendapatkan simpatiku.

“Anna, Adeel ini jago pijat lho”
“Anna kagak capek kok Oom, jadi kagak usah dipijat” sahutku sambil memasang tampang kesal di depan kedua orang itu.
“Anna, kamu jangan gitu dong sama teman Oom. Dia sengaja Oom undang malam ini untuk memijatmu karena Adeel bukan pemijat biasa, dia ahli kecantikan”

Setelah mendengar kata-kata kecantikan yang ternyata cukup ampuh untuk mengubah pikiranku, aku pun setuju untuk dipijat oleh Adeel.

“Adeel, kamu mandi dulu deh setelah itu giliranku”

Dan selama Adeel mandi, Oom Win menerangkan kepadaku bahwa Adeel adalah seorang pemijat professional yang dapat mempercantik pasien-pasien nya, dan kepiawaiannya telah banyak terbukti.

“Ok deh, Oom. Anna mau dipijat oleh Adeel dengan syarat nanti malam Oom mau melakukan kegiatan “rutin” kita”
“Iya, Anna, Oom janji”

Setelah selesai mandi, Adeel hanya mengenakan celana training sambil bertelanjang dada.

“Adeel, kamu mulai saja pijatnya. Aku mandi dulu,” kata Oom Win.

Dengan tampang masih kesal aku pun menuju ke kamar Oom win yang ternyata telah secara diam-diam dipersiapkan untuk pijat malam ini. Kamar itu telah dilengkapi dengan lilin-lilin yang ditata rapi berjajar diseluruh dinding ruangan; tidak lupa juga minyak tradisional untuk keperluan pijat.

Lumayan juga selera Oom Win, begitu pikirku. Kami pun masuk dan membiarkan pintu sedikit terbuka karena memang tidak ada orang lain lagi di rumah itu yang akan menganggu kegiatan kami. Adeel merengkuh pinggangku sambil menuntunku ke tempat tidur Oom Win yang cukup lebar.

“Anna, saya hanyalah seorang pemijat, dan kalau kamu tidak keberatan, saya akan pijat kamu dalam keadaan bugil”

Adeel pun meninggalkan aku memberi aku waktu untuk bersiap-bersiap sementara dia menunggu di luar kamar Oom Win. Dengan perasaan heran tapi demi memenuhi janji Oom Win dan membayangkan bahwa aku akan mendapat kepuasan dari Oom Win malam ini, aku pun cuek saja dan langsung melepaskan semua pakaianku dan mengambil handuk untuk menutupi bagian pinggulku ketika berbaring tengkurap.

Karena menunggu Adeel terlalu lama, aku pun tertidur (karena suasana ruangan yang gelap temaram itu juga mendukung kantukku).

Setelah Adeel memijatku beberapa lama, tenyata tanpa kusadari Oom win yang setelah selesai mandi hanya mengenakan kimono saja, duduk di kursi sambil melihat Adeel yang sedang memijatku. Ketika aku terbangun, kurasakan lembutnya tangan Adeel memijat-memijat kepalaku dan memang kuakui pijatannya professional sekali. Minyak yang digunakannya juga terasa segar di tubuh dan berbau enak.

Adeel mengatur posisi tubuhku yang tengkurap sehingga kedua tanganku direntangkan ke arah samping. Setelah memijat kepalaku, Adeel pun memijat leherku dan beranjak ke tanganku yang dimulai dari ujung-ujung jari. Kemudian tak beberapa lama, konsentrasinya beralih ke bagian samping tubuhku yang memang menantang karena tanganku terentang ke samping. Pertama-Pertama dituangkan nya minyak ke bagian samping bahuku sehingga cairan yang dingin menuruni susuku menuju kea rah putingnya memang membuatku tersentak. Karena licinnya minyak itu, kadang-kadang tangannya mengena pentilku, dan itu membuatku semakin terangsang.

Setelah selesai dengan pungguku, Adeel pun beralih ke ujung-ujung jari kakiku, dan pelan-pelan naik ke pahaku. Ketika disingkapkannya handuk yang menutupi bagian pinggulku, aku pun mengalami rangsangan yang terasa sangat erotis, mungkin karena dengan begitu aku bisa memamerkan memekku ke orang yang baru kukenal. Pijitannya di pahaku dilakukannya tanpa menyentuh memekku yang sudah mulai basah itu, dan itu membuatku sedikit kecewa.

Tetapi hal yang tak kusangka-kusangka terjadi ketika dia mulai sedikit demi sedikit menuangkan minyak ke belahan pantatku, otomatis aku menggelinjang dan meregangkan selangkanganku. Sebelum aku sempat untuk berpikir lebih jauh, Kedua tangannya yang bertumpuk satu sama lain telah mencakup semua memekku dan memijat-memijat nya. Kedua tangannya masuk lebih dalam untuk memijat perutku sehingga otomatis pergelangan tangannya yang memang penuh minyak itu mengurut-mengurut memekku dan kelentitku. Perasaan yang kurasakan luar biasa karena gerakan itu sekaligus membuat pusarku geli dan memekku seperti diusap-diusap.

Pelan namun pasti, Adeel membalikkan badanku, dan langsung saja tangannya menuju ke payudaraku dengan pentil-pentil nya yang sudah mencuat tanda aku memang sudah terangsang hebat. Gerakan tangannya yang berputar-berputar itu ternyata tidak menyentuh pentilku sama sekali, dan itu membuatku semakin memajukan dadaku ke arahnya berharap agar Adeel segera menyentil puncaknya yang sudah tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk disentuh. Adeel pun tersenyum karena aku yakin bahwa dia pun tahu kalau aku ingin pentilku disentuhnya. Tak lama kemudian, harapanku menjadi kenyataan, tetapi bukan dengan jari-jari nya, Adeel meletakkan telapak tangannya yang sudah licin itu tepat diatas kedua pentilku.

Dengan gerakan memutar-memutar, Adeel “memijit” pentilku, semakin lama gerakannya semakin cepat dan semakin menekan susuku. Dengan berakhirnya gerakan itu pula aku melepaskan eranganku yang pertama tanda aku mencapai orgasmku yang pertama. Bukannya menghentikannya, Adeel malahan menyentil-menyentil pentilku dengan ujung-ujung jarinya, dan setelah pentilku menjadi keras kembali, Adeel memasang alat perangsang berbentuk lingkaran di kedua pentilku. Ternyata alat itu dapat membuatku terangsang terus-menerus terlebih ketika aku bergerak-bergerak, terasa alat yang seperti cincin itu memberikan kegelian yang sangat di ujung pentilku sehingga kedua puncak itu tetap mencuat keras.

Pelan namun pasti, pijatannya beralih kea rah perutku dan Adeel mulai menjilat-menjilat pusarku yang ternyata amat merangsang birahiku. Kembali kurasakan cairan hangat mengalir melalui memekku yang pasti telah berkilat-berkilat karena banyaknya lendir yang keluar. Lama kelamaan, pijatannya turun ke bagian dibawah pusar dengan gerakan memutar, dan gerakan itu menambah banyaknya cairan yang keluar sampai akhirnya aku mencapai orgasme yang kedua. Betapa hebatnya pijatan-pijatan Adeel ini yang ternyata tanpa disetubuhi pun aku bisa mendapatkan orgasme sampe dua kali.

Ketika aku belum reda dengan orgasmeku yang kedua kalinya, Adeel membuka selangkanganku lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir memekku dengan tangan kirinya. Kemudian dengan telapak tangan kanannya (ke empat jari-jarinya), dia mulai menepuk-menepuk pussyku yang terpampang lebar di depannya. Gerakan-Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali “tamparan” nya mengenai bibirku yang sudah basah itu, aku tersentak-tersentak antara rasa kaget dan erotis.

Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah keras dan cepat seiring dengan aku mendapatkan sensasi yang luar biasa di rondeku yang ketiga. Aku orgasme hebat diselingi erangan-erangan ketika tamparannya mengenai memekku dengan cairan kentalnya yang mengalir deras sampai ke bongkahan pantatku.

Kemudian Adeel memasangkan suatu alat yang aneh sekali di pinggangku, berupa sabuk dengan penis buatan yang berukuran sedang dengan permukaannya yang dipenuhi tonjolan-tonjolan yang tidak sama besarnya maupun tingginya. Keseluruhan alat itu berbentuk seperti ikat pinggang dengan celana dalam yang dilengkapi dengan penis mencuat kea rah dalam. Setelah agak reda, Adeel memberiku segelas air putih sambil menunggu sampai aku agak tenang kembali, dan pelan-pelan memasukkan penis itu ke dalam lubang memekku dan memasangkan strap-strapnya ke pinggangku. Adeel juga mengganjal pinggangku dengan tumpukan bantal sehingga penis itu yang telah dilumuri lubricant, dapat dengan mudah masuk ke lubang memekku.

Alat yang aneh itu ternyata memiliki remote control yang tidak terhubung dengan kabel sehingga tidak merepotkan pemakainya. Setelah dirasanya cukup siap, Adeel melebarkan kakiku dengan memekku yang telah tertancap penis palsu itu. Kemudian, dia menekan tombol di remote control yang ternyata menyebabkan alat itu bergerak memutar pelan-pelan seakan-seakan menggaruk rahimku. Dan oleh gerakan itu, maka seluruh dinding rahimku kegelian.

“Argh, argh, hmph hmph..”
“Enak kan, Anna?”
“Oh, alat biadab, oh, oh, oh”

Di tengah-tengah permainan itu, Adeel menambah getaran-getaran kecil di alat itu sehingga aku merasa melambung dibuatnya. Alat itu ternyata dapat pula mengeluarkan cairan dari bagian ujungnya, sehingga rahimku terasa disemprot-disemprot oleh cairan yang seolah-seolah terasa seperti cairan air mani.

“Oh, oh, Adeel, Anna sudah mau keluar”

Dan seketika itu Adeel menghentikan alat itu, dan tampak sekali di wajahku rasa kecewa yang amat sangat.

“Please Adeel, Anna mau, Anna nggak tahan Adeel, gerak-gerak in lagi Adeel”

Bukannya menurutiku, Adeel hanya senyum-senyum sendiri melihatku, dan aku pun tidak tahan akhirnya hanya memegang-memegang kelentitku saja. Tiba-Tiba Adeel mengulurkan tangannya, dan mengajakku untuk berdiri.

“Aku akan turuti permintaanmu jika kamu mau melakukan syaratnya”
“Please, Adeel apa aja akan aku lakuin”
“Kamu harus berjalan-berjalan di luar kamar ini dengan alat itu”
“Siapa takut, tapi please Adeel, sudah tanggung tadi”

Karena cincin yang masih terpasang di pentil-pentil ku bergoyang-bergoyang setiap kali aku bergerak, maka aku pun mulai terangsang lagi. Kemudian aku pun melangkah keluar kamar dan mulai berjalan-berjalan. Tiba-Tiba kurasakan alat itu kembali beroperasi mengorek-mengorek isi rahimku, kakiku pun menjadi lemas karena sensasi yang kurasakan lebih hebat dengan posisi tubuhku yang berubah-berubah dan kedua kaki ku yang tetap kupaksakan melangkah menambah rangsangan di kelentitku dan memekku.

“Adeel, Anna tidak kuat berjalan lagi, oh please” sambil berjalan terseok-terseok aku pun merintih-merintih.
“Ayo kamu teruskan atau alat itu kuhentikan”

Akhirnya aku hanya dapat menuruti kemauan Adeel untuk terus berjalan-berjalan dengan alat yang semakin dasyat mengorek-mengorek rahimku dengan tonjolan-tonjolan nya itu. Ketika aku mencapai orgasmeku, Aku pun terjatuh lemas di sofa.

Kemudian, Adeel menghentikan alat itu tepat ketika aku mencapai orgasmeku dan dengan hati-hati dia membereskan alat itu melepaskan nya dari pinggangku. Aku pun terkulai lemah untuk beberapa saat sebelum Adeel akhirnya membopongku ke dalam kamar Oom Win dan merentangkan kedua pahaku untuk siap dimainkan oleh penis asli milik Oom Win yang sudah berdiri tegak mencuat itu.

“Thank you banget, Adeel, aku sangat menikmati permainan ini. Sekarang kamu boleh pulang,” kata Oom Sam sambil memberi Adeel sejumlah uang.
“Oom, Anna sudah nggak kuat lagi Oom,” dengan tampangku yang sudah pasrah demi melihat kemaluan Oom Win yang sudah berdiri.
“Oom hanya memenuhi janji Oom, Anna”

Malam itu, akhirnya aku tertidur kecapaian setelah mendapatkan empat kali orgasme lagi dengan Oom Win dari berbagai posisi. Keesokan harinya, aku terbangun dengan posisiku yang mengangkang lebar menantang. Tamat

Label:

posted by Dewi, 09.00 | link

Aku Oase Para Wanita Bersuami

Kisahku berikut ini adalah tentang sebuah sisi kehidupanku yang menjadi tempat perhentian sementara bagi wanita-wanita bersuami yang dahaganya tidak terpuaskan dan gairahnya tidak tersalurkan. Wanita-wanita tersebut hanya sekedar singgah untuk melepaskan dahaganya. Tidak lebih tidak kurang. Tidak ada rasa asmara atau melibatkan uang.

*****

Jam sepuluh malam seperti kebiasanku yang suka JJM, sebuah versi lain dari JJS, aku masih keluyuran di sekitar Taman Topi Bogor. Aku jalan ke Pasar Kebon Kembang cari makanan lewat depan Stasiun Bogor. Stasiun telah sepi. Kereta terakhir masuk pukul 21.35 tadi.

Kulihat seorang wanita mondar-mandir di depan stasiun dan melongokkan kepalanya ke dalam. Kelihatannya dia mencari atau menunggu seseorang. Kuhampiri dia dan kutanya.

“Cari siapa, Teh?” Teteh adalah panggilan kakak perempuan dalam bahasa Sunda.
“Anu, .. Eh.. Saya cari Ibu Eti yang jualan di dalam kompleks stasiun,” jawabnya.
“Oh. Stasiun sudah tutup. Kereta tadi sudah masuk jam setengah sepuluh” kataku.
“Aduh! Gimana ya? Tadi janjian dia nunggu sampai saya datang,” katanya lagi.
“Teteh mau kemana sih?”
“Mau pulang ke Cianjur. Tapi kalau kemalaman nginap dulu di tempat Eti. Sekarang ia nggak ada. Gimana ya?” katanya gelisah.

Pikiran nakalku mulai muncul.

“Teh, jam segini mobil ke Cianjur sudah nggak ada. Paling besok pagi-pagi baru ada. Begini saja, teteh nginep aja di penginepan, baru besok pagi berangkat ke Cianjur”.
“Saya nggak bawa uang cukup untuk nginep di hotel”.
“Kalau teteh mau, kita nginep aja sama-sama. Nanti saya yang bayar. Saya juga lagi males pulang. Teteh tidak akan saya apa-apakan kok”, kataku meyakinkannya.
“Dimana?” tanyanya.
“Sudahlah. Teteh percaya aja sama saya,” kataku lagi. Mangsa sudah di depan mata, sayang kalau dilepas.
“Eee, tapi benar ya aku nggak akan diapa-apakan,” akhirnya dia menyerah.

Kuajak dia untuk makan mie dulu. Sekedar menambah energi kalau nanti diperlukan. Setelah makan, kami berangkat ke sebuah Wisma T di sekitar pasar Kebon Kembang. Wanita tadi mengenakan celana panjang kain dengan blus warna terang lengan panjang dan membawa tas pakaian kecil. Singkat kata kami sudah berada di dalam kamar dan berbaring berdampingan. Selangkah lagi maka aku akan menikmati tubuh di sampingku ini.

Ia masih kelihatan gelisah. Kuhibur dia,”Sudahlah Teteh tenang saja. Besok pagi saya antar ke Baranangsiang cari mobil ke Cianjur”.

Dia agak terhibur dengan kata-kataku.

“Ngomong-ngomong Teteh ini tadi darimana sih?” tanyaku menyelidik.
“Dari Rangkas, tadinya mau langsung ke Cianjur tapi saya kemalaman”.

Setelah ngobrol kesana kemari akhirnya saya tahu tentang dirinya. Namanya Wiwik, suaminya seorang PNS berasal dari Tim-tim. Sudah beberapa lama sedang tugas belajar ke luar kota. Aku semakin berani dan kugeserkan badanku merapat ke badannya. Aku berpikir, kalau dia sudah mau diajak menginap dengan seorang yang baru dikenal, apapun alasannya pastilah dia mau untuk ditiduri. Setelah yakin bahwa keadaan sudah terkendali kupeluk dia dan dengan cepat kucium bibirnya. Ternyata iapun membalasku.

“Ouhh, kamu ternyata.. Ayo aku mau kita saling memuaskan malam ini. Selama suamiku tugas belajar aku sangat merindukan sentuhan laki-laki. Sebenarnya sejak dari stasiun tadi waktu kamu mengajakku nginap, aku mau..”
Kuremas dadanya dan mulai kubuka kancing blusnya. Dipegangnya tanganku,”Kecil To. Kamu nanti kecewa,” katanya.
“Ah, nggak,” kataku sambil terus membuka kancing bajunya.
“Biar aku saja yang buka!” katanya sambil memegang tanganku.

Akhirnya ia membuka pakaiannya dan akupun membuka pakaianku sendiri. Kini tinggal pakaian dalam saja yang melekat di tubuh kami. Kupandangi sejenak wanita di sampingku ini. Kulitnya cukup putih, tingginya dan perawakannya sedang dengan dada yang tidak terlalu besar, 34, tapi masih terlihat kencang.

Dalam keremangan kamar kulihat Wiwik menggerak-gerakkan bibirnya untuk membersihkan lipstik. Aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Sedikit bau keringat di tubuhnya membuatku semakin penasaran.

Ditubruknya tubuhku dan ia sudah naik di atas tubuhku. Kemudian tanpa ragu lagi kulumat bibir Wiwik dan ia mulai terbawa permainan bibirku dan segera membalas lumatanku dengan penuh gairah. Kemudian tanganku mulai bermain di dadanya, menyusup di balik bra-nya. Buah dadanya masih kencang dan bulat, setelah itu langsung kuremas dan kupilin putingnya. Nafas kami mulai berkejaran.

“Eehh, .. Ouhh.” Lehernya kukecup dan kujilat.

Tanganku segera bergerak ke punggungnya dan membuka kancing bra-nya. Dengan usapan lembut di bahunya tanganku dengan pelan melepas tali branya. Buah dadanya yang bulat segera mencuat keluar. Putingnya kecil berwarna coklat muda namun keras.

Kudorong lidahku masuk ke dalam rongga mulutnya. Kujelajahi seluruh bagian di mulutnya dan kemudian lidahku menari di langit-langit mulutnya. Wiwik kemudian menggelitik lidahku dan menyedotnya kuat-kuat sampai pangkal lidahku agak sakit. Kemudian gantian ia yang mendorong lidahnya ke dalam rongga mulutku. Bibirnya tipis dan lemas. Ia sangat mahir dalam berciuman. Lidah kami saling bergantian memilin dan menjelajahi mulut. Tangan kananku memijat dan memilin putingnya kemudian meremas gundukan daging payudaranya.

Kuangkat bahunya agar badannya agak ke atas. Segera kuterkam payudaranya dengan mulutku. Putingnya kuisap pelan dan kugigit kecil. Ia melenguh dan mengerang. Kepalanya terangkat-angkat dan tangannya meremas-remas bantal di bawah kepalaku.

“Ouhh.. Aaacchh, Ayo Anto lagi.. Teruskan lagi.. Teruskan”.

Kejantananku yang masih di dalam celana dalam mulai menggeliat. Puting dan payudaranya semakin keras. Kukulum semua gundukan daging payudara kirinya sehingga masuk ke dalam mulutku kemudian putingnya kumainkan dengan lidahku, kemudian mulutku beralih ke payudara kanannya. Napasnya terengah-engah menahan kenikmatan yang kuberikan.

Kulepaskan hisapanku pada dadanya. Tangannya mengusap dada, menyusuri perut dan pinggang, kemudian menyusup di balik celana dalamku, kemudian mengelus dan mengocok kejantananku. Mulutnya kemudian ikut bermain di dadaku, menjilati dan mengecup putingku. Kepalanya semakin ke bawah dan menjilati perut dan pahaku. Ditariknya celana dalamku ke bawah. Kini aku sudah dalam keadaan telanjang.

Wiwik kembali menggerakkan kepalanya ke atas, bibirnya mengecup, menjilati leher dan menggigit kecil daun telingaku. Ia mendesis tepat di lubang telingaku sehingga badankupun jadi merinding. Napasnya dihembuskan dengan kuat. Dia mulai menjilati lubang telingaku. Aku merasakan geli dan sekaligus rangsangan yang kuat. Kugigit bibir bawahku untuk menahan rangsangan ini. Kupeluk dan kuusap pinggangnya kuat-kuat.

Tanganku menarik celana dalamnya dan dengan bantuan pahanya yang bergerak naik maka dengan mudah kulepaskan celana dalamnya. Telunjuk tangan kiriku bermain di selangkangannya. Rambut kemaluannya jarang dan pendek. Kubuka bibir vaginanya dengan jari tengah dan ibu jari. Telunjukku hanya bergerak masuk sedikit dan setelah menemukan tonjolan daging kecil, maka kubuat gerakan menggaruk di atas permukaannya. Setiap aku menggaruknya Wiwik mengerang.

“Oouuhh.. Aaauhh.. Ngngnggnghhk”

Kulepaskan tanganku dari selangkangannya. Mulutnya kembali ke bawah, menjilati bulu dada, puting dan perutku. Kini tangannya yang bermain-main di kejantananku. Bibirnya terus menyusuri perut dan pinggangku. Tangan kirinya memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri tegak.

Kugulingkan badannya sehingga aku berada di atasnya. Kembali kami berciuman, Wiwik sangat pintar bermain dengan bibirnya sehingga ciuman kami terasa nikmat sekali. Kupilin puting payudaranya dengan jariku sehingga dia mendesis dan mengeluarkan suara yang tidak jelas.

“SShh.. Ssshh.. Ngghh.. Arrghhk..”.

Perlahan lahan kuturunkan pantatku. Kepala penisku dijepit dengan jarinya, dan digesek-gesekkan di mulut vaginanya. Terasa lembab, hangat dan berair. Dia mengarahkan kejantananku agar masuk ke dalam vaginanya. Wiwik merenggangkan kedua pahanya dan sedikit mengangkat pantatnya. Kepala penisku sudah mulai menyusup di bibir vaginanya. Kugesek-gesekkan di bibir dalamnya sampai penisku terasa keras sekali. Keadaan lubang vaginanya semakin basah. Wiwik memintaku untuk segera memasukkan penisku semuanya.

“Ayolah Anto, masukin.. Ayo..”

Aku mencoba untuk menusuk lagi dengan mengencangkan otot perutku langsung sekali tusuk Clleepp.. Blleessh.

“Ouhh.. Anto nikmatnya.. Ouhh!” erangnya setengah berteriak.

Aku bergerak naik turun. Wiwik mengimbangi dengan gerakan pinggulnya. Tangannya meremas sisi atas bed sehingga semakin lama tubuh kami bergeser semakin ke arah sisi ranjang bagian atas. Ketika lendirnya sudah membasahi vaginanya sampai agak becek, maka kupercepat gerakanku. Kucabut penisku sampai keluar dan dengan cepat kumasukkan kembali sampai menyentuh dasar rahimnya.

Kugulingkan badannya dan kini ia diatasku. Ia menciumku dengan liar kemudian dikecupnya leherku dan bibirnya terus kebawah menggigit puting dan menarik bulu dadaku.

Wiwik kemudian berjongkok dan pantatnya bergerak naik turun, memutar dan maju mundur seperti joki yang sedang memacu kudanya. Payudaranya bergoyang-goyang dan segera kuremas-remas. Aku bergerak menaikkan tubuhku sehingga kini posisiku duduk memangkunya. Payudaranya bebas kupermainkan dengan tangan dan mulutku. Tangannya memegang pahaku, dadanya semakin tegak dan kepalanya mendongak. Tidak ada bagian tubuh atasnya yang kulewati. Gerakan maju mundur pantatnya dipercepat sampai tubuhnya seakan meliuk-liuk erotis.

Aku menggeserkan tubuhku sampai aku duduk di bibir ranjang dan kakiku menjuntai ke lantai. Ia masih bergerak-gerak memompa kenikmatan di atasku. Kupegang buah pantatnya dan ia memeluk leherku. Kuangkat badannya dan kugendong tubuhnya. Kupepetkan pada dinding dan kini pantatku yang bergerak maju mundur. Ia mengimbangi dengan menghentakkna pantatnya naik turun. Ternyata bersetubuh dengan posisi ini tidaklah semudah seperti yang kulihat dalam film.

Kuturunkan tubuhnya sehingga peniskupun terlepas. Kuminta ia nungging di atas ranjang. Pantatnya berada di atas bibir ranjang, sehingga dalam posisi berdiri di lantai aku memasukkan penisku dari belakang. Pahanya sedikit dilebarkan dan tak lama penisku masuk dan pantatku menggenjotnya pelan. Kutarik dan kumasukkan lagi penisku dengan pelan. Ia menggerakkan pantatnya berlawanan dengan gerakanku sehingga ketika pantatku bergerak maju ia menggerakkan pantatnya ke belakang sehingga tekanan pada kemaluan kami sangat terasa.

Kuraih buah dadanya dan kuremas. Kucium dan kukecup punggungnya. Ia merintih-rintih keenakan,”Ouhh.. Teruskan. Kau benar-benar pandai bermain cinta.. Oooakhh”.

Bunyi paha beradu dan juga bunyi seperti tanah lumpur yang diinjak kaki memenuhi seluruh ruangan kamar.

Plok.. Plok plok plok.. Clop.. Cropp.. Cropp..

“Anto.. Ayo lebih cepat lagi.. Ayoo”.

Kutarik rambutnya kasar dengan tangan kiriku sementara tangan kananku memeluk pinggangnya. Ia semakin berteriak merintih-rintih. Kucabut penisku dan kutelentangkan tubuhnya. Kini hampir tiba saatnya bagiku untuk menuntaskan dan memuaskan gairahku. Kumasukkan kembali penisku dengan perlahan dan dengan ketegangan yang penuh. Wiwik memelukku erat. Kakinya membelit pahaku, matanya terbeliak dan kuku tangannya mencengkeram erat punggungku.

Kuubah lagi gerakanku, ujung penisku saja yang masuk beberapa kali. Dan kemudian kutusukkan sekali dengan cepat sampai seluruh batangnya masuk ke vaginanya. Matanya semakin sayu dan gerakannya semakin ganas. Aku menghentikan gerakanku dengan tiba-tiba. Payudaranya kuremas dan sebelah lagi kuhisap kuat-kuat. Tubuh Wiwik menggelepar.

“Ayo.. Anto. Jangan berhenti, teruskan Anto.. Teruskan lagi.. Ouh,” pintanya.

Aku tetap menghentikan gerakanku dan merebahkan tubuhku di atasnya. Kini pantatku naik turun sedikit saja, namun penisku kukeraskan dengan cara seolah-olah menahan kencing. Ia semakin terbeliak dan bola matanya memutih setiap penisku berkontraksi. Beberapa saat pantatku hanya bergerak naik turun sedikit tanpa tanpa menggerakkan anggota tubuh lainnya, sambil berciuman dan saling memagut bagian tubuh yang terjangkau.

“Anto, .. Sedap.. Nikmat.. Ooouuhh” desisnya sambil menciumi leherku.

Aku mengerti wanita ini hampir mencapai puncak yang dinginkannya. Kugerakkan lagi pantatku dengan gerakan yang cepat dan dalam. Bunyi seperti kaki yang berjalan di tanah lumpur makin keras bercampur dengan bunyi desah napas yang memburu.

Crrok crok crok..

“Ayolah Anto, aku mau..”. Gerakan pantatku semakin cepat dan akhirnya
“Ayo.. Anto sekarang.. Sayang.. Sekarang..!!”

Otot tubuhnya mengencang, vaginanya berdenyut kuat, napasnya tertahan dan tangannya mencakar punggungku. Kukencangkan otot perut dan kutahan dan kukocok vaginanya sampai terasa seperti ada aliran deras yang akan keluar. Aku berhenti sejenak dalam posisi penisku menggantung terlepas dari vaginanya, kemudian kuhunjamkan cepat dan penuh tenaga.

Crot Crott.. Crott, beberapa kali aku menyemprotkan spermaku. Kami saling berteriak tertahan untuk menyalurkan puncak kenikmatan.

“Yess.. Aduhh.. Oochh.. Auuhhkk”

Pantatnya naik dan tubuhnya gemetar, pelukan tangan dan jepitan kakinya semakin erat. Denyutan di dalam vaginanya terasa kuat sekali meremas kejantananku yang juga membalas dengan berdenyut-denyut.

Setelah keadaan menjadi tenang, sambil tetap berpelukan kutanya dia, “Wik, bukannya orang Timtim juga sangat kuat dalam bercinta?”
“Ya memang nafsunya gede, kadang dalam semalam aku harus melayaninya sampai tiga kali, namun variasi dan tekniknya masih sangat jauh dibandingkan kamu!”

Setelah mandi pagi, maka gairahku muncul kembali dan bersama-sama kami menggapai titik tertinggi. Setelah itu barulah kuantar dia ke Baranangsiang sampai naik mobil. Kami berjanji minggu depan untuk bertemu di Terminal Baranangsiang dan bercinta di rumahnya yang lain di dekat Situ Gunung, Cisaat. Dalam dua kali pertemuan itulah, aku sempat memuaskan kehausannya. Tamat

Label:

posted by Dewi, 09.00 | link

Proyek Nikmat Tante Yulia

Hari itu aku sedang sibuk menyelesaikan salah satu proyekku untuk sebuah perusahaan tekstil. Iseng-iseng untuk refreshing, aku buka e-mailku, dan membalas e-mail yang masuk. Ada beberapa e-mail ucapan terimakasih dari mereka yang telah sukses mengikuti langkahku menggeluti bisnis wiraswasta ini. Ada juga e-mail dari calon pelanggan meminta proposal. Juga ada beberapa e-mail joke dari teman-temanku.

Untuk pembaca yang belum mengikuti ceritaku sebelumnya yang berjudul “Beli Mobil Berbonus Seks”, mungkin ada baiknya aku ceritakan sedikit latar belakangku. Namaku Wawan. Aku mahasiswa tahap akhir di sebuah PTS di Jakarta. Di samping kuliah, akupun berwiraswasta, berkat ajakan dari temanku yang telah sukses sebelumnya. Berkat bisnisku ini, kehidupan ekonomiku sudah jauh lebih membaik dibandingkan sebelumnya. Akupun tak minder lagi bila berkunjung ke rumah pacarku yang anak orang kaya itu.

Sedang asyik-asyiknya membaca dan membalas e-mail, tiba-tiba HPku berbunyi..

“Yang.., sedang apa nih? Aku kangen..” suara Monika pacarku terdengar di ujung sana.
“Hai Mon.., biasa sedang nyelesaiin kerjaan nih. Kamu masih kuliah ya?”
“Iya.. Lagi nunggu kelas berikutnya. Nanti malam jadi khan?”
“Pasti donk.. Aku juga kangen banget sama kamu..” jawabku mesra.
“Iya deh.. Udah dulu ya yang.. Dosennya udah datang.. Bye..”

Aku pun kemudian melanjutkan membalas e-mail. Setelah itu, kututup program e-mailku, dan akupun kembali mengerjakan proyekku. Lagi-lagi HP-ku berbunyi. Kulihat di layar, ternyata tante Sonya menelponku.

“Halo Wan.., apa kabar sayang?”
“Baik tante..”
“Kamu kok udah beberapa hari ini nggak main ke sini? Sedang sibuk ya?”
“Iya tante..”
“Sombong ya.. Mentang-mentang banyak proyek lupa sama tante..”
“Nggak tante.. Kan..”

Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, tante Sonya sudah memotong pembicaraanku..

“Wan.. Tante punya teman.. Dia katanya punya proyek buat kamu. Kamu hubungi dia hari ini ya..”
“Baik tante..”

Tante Sonyapun kemudian memberikan nama dan alamat serta nomor telepon temannya.

“Asal jangan lupa kamu harus ke sini besok. Tante sudah kengen..”
“OK tante.. Terimakasih ya. Besok pasti Wawan ke sana. Kangen juga sama tante yang seksi abis..” jawabku bercanda.
“Ih.. Kamu nakal ya.. Awas ya besok..” jawabnya sambil tertawa kecil.

Memang aku sudah ketagihan berhubungan seks dengan tante Sonya. Semenjak bertemu saat membeli mobilnya dulu, seringkali kami tetap bertemu dan saling memuaskan birahi masing-masing. Sebagai lelaki normal, siapa juga yang akan menolak diajak berselingkuh dengan tante secantik itu.

Sambil memegang secarik kertas berisi nama teman tante Sonya, akupun berpikir apakah aku masih punya waktu untuk menerima proyek baru lagi. Sebab setelah proyek untuk perusahaan tekstil ini masih ada dua proyek lagi yang harus aku selesaikan. Tetapi kupikir aku terima saja, nanti kalau tidak bisa mengerjakannya sendiri, aku bisa minta tolong temanku yang dulu mengenalkanku pada bisnis ini untuk membantu. Alternatif lain, aku bisa minta deadline yang agak panjang dari teman tante Sonya ini.

Singkat cerita, sore itu aku segera bergegas menuju alamat sebuah gallery di kawasan Kemang. Setelah mengutarakan maksud kedatanganku pada satpam yang membuka pintu, akupun memasukkan mobilku ke dalam pekarangan gallery yang luas itu.

“Sore.. Saya ingin bertemu dengan ibu Yulia..”
“Oh.. Ya silakan tunggu dulu ya Mas.. Namanya siapa darimana?” jawab resepsionis di gallery itu.
“Wawan.. Saya sudah punya janji kok”

Resepsionis itupun kemudian menelepon, dan setelah itu berujar..

“Mari Mas, saya antar ke dalam”

Kamipun menuju ruang kantor ibu Yulia sambil melewati ruang gallery. Gallery tersebut indah sekali dengan banyaknya lukisan yang bagus-bagus diterpa lampu sorot sehingga menambah keindahannya.

“Permisi Bu.. Ini Mas Wawan” kata si resepsionis setelah kami memasuki ruangan kantor ibu Yulia.

Kuperhatikan ternyata ibu Yulia ini masih muda, mungkin sekitar 30 tahunan. Wajahnya cantik dan berkulit putih mulus. Saat itu dia memakai gaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal yang melingkar indah di lehernya yang jenjang. Gaun itu tampak tak sanggup menahan payudaranya yang membusung padat. Ditambah dengan gaun mininya yang memperlihatkan kakinya yang mulus, menambah darah mudaku bergejolak melihatnya.

“Hai Wawan.. Saya Yulia”

Kurasakan tangannya yang lentik itu halus menjabat tanganku.

“Ayo silakan duduk..” katanya mempersilakanku duduk di sofa dalam ruangan kantornya.

Ibu Yuliapun kemudian duduk di seberangku. Kamipun berbincang basa-basi sebentar. Ternyata dia adalah teman fitness tante Sonya. Tante Sonya telah bercerita banyak tentangku termasuk bisnisku.

Kamipun kemudian berbincang lebih serius mengenai bisnisku. Untuk melihat penjelasanku yang menggunakan notebook, ibu Yuliapun pindah duduk di sebelahku. Tubuhnya menyebarkan wangi parfum yang lembut, menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku. Sambil berbincang, sesekali kulihat belahan payudaranya yang putih mulus tersembul dari gaunnya. Ingin rasanya kuremas payudaranya yang menggemaskan itu, tetapi aku tentu harus bersikap professional.

Singkat kata, ibu Yulia tertarik dan menyetujui harga yang kuminta. Iapun memintaku untuk menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui bersama.

“Tapi saya minta sedikit kelonggaran waktu ya Bu.. Soalnya saya masih ada beberapa proyek yang harus diselesaikan” kataku.
“Oh.. Begitu ya.. Berapa lama punya saya selesainya?”
“Kira-kira satu bulan ya Bu..”
“Ok deh.. Nggak apa..” katanya
“Oh ya kamu mau minum apa Wan?”
“Apa aja deh..”

Ibu Yulia pun kemudian menelepon pembantunya dan meminta dua orange juice.

“Kamu masih kuliah ya Wan”
“Masih Bu.. Tahap akhir”
“Oh.. Kamu jangan panggil saya Bu.. Saya masih muda lho.. Panggil saja tante”
“Oh iya tante”

Akupun terenyum dalam hati. Persis pengalamanku dengan tante Sonya dulu yang tidak mau dipanggil ibu. Pembantu tante Yulia kemudian masuk menyajikan minuman.

“Ayo diminum Wan” kata tante Yulia saat si pembantu beranjak pergi.

Tante Yulia lalu bangkit mengikuti pembantunya kemudian menutup pintu ruang kantor dan menguncinya. Kembali tante Yulia duduk di sebelahku sambil meminum orange juicenya. Pahanya yang putih mulus tampak begitu menggoda saat dia menumpangkan kakinya. Akupun tak tahan untuk tidak melihat pemandangan indah itu.

“Sedang lihat apa Wan?” katanya sambil tersenyum manis.
“Oh nggak kok tante..”
“Ayo kamu sedang mikir yang jorok ya..” katanya lagi menggoda.
“Nggak kok tante.. Cuma kagum aja.. Habis tante cantik banget..”
“Ih.. Kamu genit juga ya.. Pinter merayu” godanya lagi.

Tangannya kemudian meraih tanganku dan diletakkannya di atas pahanya.

“Kamu pengin ini kan?” sambil berkata begitu tante Yulia mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku.

Tak kuat menahan nafsu yang sedari tadi telah bergolak, kubalas ciuman tante Yulia dengan penuh gairah. Sambil berciuman, kuremas dan kuusap pahanya yang mulus itu, sementara tanganku yang lain mengusap-usap rambutnya.

“Ehh..” erang tante Yulia ketika tanganku menyentuh celana dalamnya yang telah basah.

Erangannya makin menjadi-jadi ketika tanganku menyibakkan celana dalam itu dan menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitoris tante cantik ini, dan cairan vaginanya semakin mengucur deras.

“Ahh.. Enak Wan.. Memang betul kata Sonya kamu hebat.. Terus Wan” erangnya lebih lanjut.

Sementara tanganku masih mengusap-usap vaginanya, akupun menciumi pundak putih tante Yulia. Kemudian kuturunkan tali gaunnya sehingga payudaranya tampak meskipun masih terbungkus BH. Kuturunkan cup BH-nya dan payudaranya yang padat meloncat keluar seperti menantangku untuk menghisapnya. Langsung kuterkam payudara kenyal itu dan kuisap serta kujilati putingnya yang berwarna merah muda.

“Ahh.. Yess.. I like it.. Oh god..” erangan tante Yulia semakin menjadi memenuhi ruangan kantor itu.

Terus kujilati puting yang semakin mengeras itu, dan tanganku yang satu masih terus memberikan kenikmatan pada klitorisnya.

“Oh Wan.. Yes.. Terus wan.. Oh.. God” racau tante Yulia merasakan nikmat yang kuberikan.

Setelah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku. Tampak wajah tante menampakkan kekecewaannya

“Wan.. Don’t stop please.. Ayo terusin wan..” pintanya
“Takut ketahuan tante.. Emang nggak ada siapa-siapa nih?” kataku sambil menciumi wajahnya yang cantik.
“Nggak ada.. Cuma pembantu sama satpam aja.. Mereka juga nggak akan tahu.”
“Suami tante?”
“Nggak ada.. Sedang ke luar negeri.. Ayo Wan.. Puasin tante ya sayang..” katanya sambil mendorong kepalaku ke arah payudaranya yang montok itu.

Kuisap dan kukulum puting payudara tante Yulia. Bergantian kuhisap sepasang payudaranya. Tante Yulia kembali mengerang dan badannyapun menggeliat menahan nikmat.

Setelah puas menikmati payudara montok tante Yulia, akupun mengangkat gaunnya sehingga tampak celana dalam mininya yang seksi berenda. Kulepas celana dalam itu, sehingga tampak vaginanya yang bersih tak berbulu sedikitpun. Langsung kujilati dan kuciumi vagina tante Yulia, sehingga tubuhnya agak melonjak dari sofa.

“Ahh.. Wan.. Yes.. Ohh..” erang tante Yulia. Sambil mengerang, tubuhnya tampak sedikit melengkung ke belakang menahan nikmat. Tangannya tampak meremas-remas payudaranya sendiri.

Kubuka lebih lebar paha tante Yulia, dan kujilati dan kadang kugigit perlahan klitorisnya. Sementara tanganku menggantikan tangannya untuk meremas-remas sepasang payudaranya yang kenyal itu. Ruangan semakin dipenuhi oleh erangan tante Yulia, dan juga bunyi sofa karena gerakan tubuhnya yang mengeliat-geliat nikmat.

Tiba-tiba HP tante Yulia berbunyi. Kamipun tak mempedulikannya dan aku terus memberikan kenikmatan oral pada tante yang cantik ini. Tetapi bunyi HP terus berbunyi..

“Shit.!!” maki tante Yulia.
“Sebentar ya Wan.”

Tante Yulia pun bangkit dari sofa dan berjalan ke meja kerjanya. Diraihnya HP dan dijawabnya dengan nada kesal.

“Ya.. Ada apa?”
“Aku baik-baik aja dear.., sedang sibuk untuk pameran minggu depan” jawabnya sambil kembali duduk di sofa.
“Kamu sendiri gimana di Kuala Lumpur?” sambil berkata begitu tangan tante Yulia meraih kepalaku yang masih berjongkok di depan sofa dan mendorong ke arah tubuhnya.

Akupun mengerti kemauannya. Kembali kusibakkan gaunnya dan mulutku kembali menciumi dan menghisapi bibir vaginanya. Kemudian kutelusuri vaginanya dengan lidahku, untuk kemudian kuhisap-hisap kembali klitorisnya.

“Iya dear.. Hmm.. Udah dulu ya.. Aku banyak kerjaan nih.. I love you..” sambil berbicara tangannya mengusap-usap rambutku.

Kulihat tante Yulia menggigit bibirnya sendiri menahan erangannya, agar suaminya di ujung telepon tidak curiga.

“Iya.. Nggak apa.. Aku bisa jaga diri kok.. Ok.. Bye dear..” setelah menutup HP-nya, erangan tante Yulia yang tadi terpaksa ditahannya langsung meledak.
“Oh.. God.. Terus Wan.. Yes..” Semakin cepat kujilati klitoris tante Yulia.
“Ahh.. Wan.. Kamu hebat.. Aku keluar Wan.. Ohh..my godd..”

Tubuh tante Yulia mengelinjang hebat dan cairan vaginanya semakin mengucur banyak. Terus kuhisap dan kuciumi vagina indah tante Yulia yang cantik ini, sampai tubuhnyapun lemas terhempas di atas sofa. Kuraih tisu di atas meja dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat tante Yulia. Kemudian kuhabiskan sisa orange juiceku, dan kuambil dan kuberikan orange juicenya.

“Minum dulu tante” kataku.
“Thank you Wan.., aduh belum pernah tante orgasme kayak tadi.. Kamu benar-benar laki-laki Wan..” Lalu diteguknya orange juicenya sampai habis.
“Sekarang giliran kamu ya..” katanya

Dimintanya aku berdiri di depannya. Tante Yulia yang masih duduk di sofa lalu membuka celana panjangku. Aku pun membuka kemejaku, dan tak lama akupun tinggal bercelana dalam di depannya.

“Kata Sonya punyamu besar ya Wan” katanya sambil tersenyum menggoda.

Tangannya kemudian menanggalkan celana dalamku, dan penisku yang memang lumayan besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya sampai hampir mengenai wajahnya yang cantik.

“Oh.. God.., besar banget Wan.., I like it..” katanya sambil mengelus-elus kemaluanku dengan jemari tangannya yang lentik.

Sambil mengocok perlahan penisku, wajah tante Yulia mendekat dan tak lama lidahnya telah menjilati batang penisku.

“Ah.. Tante..” erangku ketika kepala penisku dijilatinya.

Sambil menjilati kepala penisku, tante Yulia meremas-remas buah zakarku sambil matanya menatapku nakal menggoda. Kemudian dibukanya mulut mungilnya dan dikulumnya penisku. Rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuhku ketika tante Yulia menggerakkan kepalanya maju mundur menghisapi penisku. Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan kehangatan mulut tante muda yang cantik ini.

Tampak tante Yulia begitu menikmati penisku. Dihisap, dijilati dan diremasnya penisku dengan penuh gairah. Sesekali gumaman nikmat terdengar dari mulutnya saat dia mengulum penisku. Sedangkan erangankupun semakin keras terdengar memenuhi ruangan kantor gallery itu.

“Now.. Please fuck me Wan.. Aku pengin ngerasain barangmu yang gede itu.” katanya sambil bangkit berdiri.

Dia pun kemudian berbalik membelakangiku. Kuciumi lagi pundaknya dan kuremas payudaranya. Kemudian tante Yulia memposisikan dirinya sehingga dia menungging di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan kuarahkan penisku ke liang vaginanya.

“Oh.. God..” erangnya ketika kepala penisku mulai masuk menyesaki liang vaginanya yang sempit. Kudorong tubuhku sehingga peniskupun masuk lebih dalam, dan mulai kupompa vagina tante muda ini.
“Ahh.. Yes.. Fuck me.. Fuck me.. Yes.. Yes..” erang tante Yulia setengah menjerit. Payudaranya tampak bergoyang-goyang menggemaskan karena gerakan tubuhnya. Jepitan vagina sempit tante Yulia terasa begitu nikmat di sepanjang penisku. Sambil memompa tubuhnya, sesekali kuremas payudaranya yang menggantung menggemaskan.

Setelah beberapa menit kami bersetubuh dengan doggy-style, akupun kemudian duduk di sofa. Tante Yulia segera menaiki tubuhku dan kami kembali bersetubuh dengan duduk saling berhadapan. Dengan posisi ini, aku leluasa untuk kembali menikmati payudaranya yang montok itu. Tante Yulia menaik-turunkan tubuhnya di pangkuanku, dan tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat dan padat.

“Wan.. Wan.. Aku hampir keluar lagi wan.. Oh.. God..” erang tante cantik ini.

Aku lalu kembali menghisapi payudaranya sambil tanganku mendekap erat punggungnya. Sambil tanganku yang lain memegang erat pantatnya, aku lalu menggenjot cepat penisku dalam liang vaginanya.

“Ahh.. Ahh.. God.. God.. Ahh..” jerit tante Yulia mendapatkan orgasmenya yang kedua.

Butir keringat tampak mengalir membasahi wajahnya yang cantik dan sebagian menetes ke payudaranya yang indah. Akupun terus menggenjot tubuhnya dan tak lama akupun merasa akan segera menyemburkan spermaku dalam liang vaginanya.

“Hmmhh..” erangku tertahan saat orgasme, karena mulutku masih menghisapi payudara tante Yulia.

Banyak sekali spermaku yang menyembur ke dalam vagina tante Yulia. Mungkin karena aku begitu terangsang melihat wajahnya yang cantik serta bodynya yang seksi. Setelah itu akupun melepaskan dekapan eratku di tubuh tante cantik pemilik gallery ini. Tubuhnyapun rubuh lemas di samping tubuhku.

“Tante puas banget Wan.. Belum pernah dapat yang seperti tadi dari suami tante”
“Wawan juga puas banget tante. Tante cantik banget sih”
“Ih.. Kamu bisa aja” jawabnya sambil mencubit tanganku.

Kami pun beristirahat beberapa saat, sebelum aku pamit pulang karena ada janji dengan pacarku. Aku pun berjanji akan mengirim draft surat kontraknya lewat e-mail sesegera mungkin.

“Jangan lewat e-mail Wan.. Kamu bawa aja sendiri.. Mumpung suamiku belum pulang.. Aku tunggu ya.” katanya sambil tersenyum manis.

*****

Untuk pembaca yang ingin berkenalan atau mengetahui rahasia sukses bisnisku, silakan menghubungi lewat email.

Tamat

Label:

posted by Dewi, 09.00 | link

Pak Budi

aku tertarik untuk membagikan ceritaku dengan harapan mungkin di antara pembaca ada yang dapat memberikan solusi dan tanggapan-tanggapannya. Panggil saja aku Ade, umur 20 tahun dengan ciri-ciri tinggi 162 cm, berat 60 kg, dada 36B, kulitku putih, aku sendiri campuran Medan-Solo. Saat ini aku sedang berkuliah di salah satu PTS di Bandung. Dalam keluarga, sikap orang tuaku sangat keras, mereka memberi peraturan yang harus diingat oleh kami sebagai anak-anaknya, yaitu “DILARANG BERPACARAN SEBELUM BERES KULIAH”, jika dilanggar kami tidak akan dikuliahkan lagi. Hal itu dapat kuatasi hingga aku lulus SMA aku tak pernah berhubungan dengan laki-laki atau berpacaran. Sebenarnya aku sering tertarik terhadap laki-laki, tapi jika ingat peraturan dari orang tuaku aku tidak akan berani melangkah lebih jauh. Tapi ketika semester baru tahun 2001 ada kejadian yang tidak bisa aku lupakan.

Waktu itu tepatnya ketika aku pulang kuliah dan sedang menunggu angkutan umum (jam 8.00 malam). Waktu itu hujan turun lumayan deras, aku menunggu tapi mobil angkutan selalu saja penuh dan jalanan pun semakin sepi dan aku sudah basah kuyup tak karuan. Tiba-tiba aku melihat sebuah mobil sedan berhenti tepat di depanku. Aku melihat pengemudinya kira-kira berumur 45 tahun, beliau menawarkan tumpangan kepadaku, aku pun menerimanya karena takut tidak bisa pulang. Beliau memperkenalkan dirinya sebagai Pak Budi. Di sepanjang perjalanan beliau mengajakku berbicara kesana kemari. Beliau menawarkan kepadaku untuk berganti pakaian di rumahnya karenabeliau mempunyai putri yang seusia denganku. Aku menerima tawaran beliau karena percaya kepadanya. Akhirnya kami sampai di sebuah komplek perumahan, ketika aku masuk rumah itu gelap gulita, tak ada penghuninya. Pak Budi mengatakan mungkin putrinya belum kembali dari kuliah. Aku mengangguk tanpa curiga. Pak Budi membawakan aku piyama putrinya, beliau menyuruhku untukmengganti bajuku di kamar putrinya. Aku mengganti pakaianku tanpa menanggalkan BH dan CD-ku.

Ketika aku keluar, Pak Budi sedang duduk di sofa sambil meminum teh, beliau mempersilakan aku duduk di sebelahnya. Kami pun mengobrol tanpa canggung lagi. Tiba-tiba Pak Budi menjamah keningku. “Aduh.. badanmu hangat begini?” ucap beliau sambil menatapku tajam. Aku hanya tersenyum sekaligus kaget. Entah kenapa Pak Budi mengelus-elus rambutku yang masih basah, aku pun hanya terdiam karena kaget dan tak kuasa menolaknya. Sentuhan-sentuhan beliau turun keleherku. Aku merasakan sensasi aneh yang mampu membuatku merinding geli, dan akhirnya Pak Budi mendaratkan bibirnya di bibirku, setengah kaget mataku melotot memandang Pak Budi. Tapi Pak Budi malah menciumku lagi, aku berontak, tapi tak berhasil, malah rengkuhan tangannya semakin kuat kurasakan. Lama kelamaan aku mulai terhanyut dan membalas ciuman Pak Budi walaupunciumanku belum sempurna. Mungkin karena didorong rasa ingin tahu aku membiarkan Pak Budi bertindak lebih jauh. Ciumannya mulai turun ke leherku, aku merasa geli sekaligus kenikmatan yang tiada duanya. Rasanya sarafku akan putus saat lidahnya menjilati leherku. Pak Budimendorongku hingga aku terbaring di lantai permadani, sambil terus menciumi dan menjilati wajahdan leherku. Dengan lincah tangan-tangan Pak Budi kurasakan sedang bermain-main di atas dadaku, beliau membuka kancing piyamaku. Entah mengapa aku tak melawannya saat Pak Budi berhasil meloloskan semua pakaianku hingga aku telanjang.

Aku berteriak pelan bagai disengat sesuatu saat lidahnya kurasakan mendarat di atas putingsusuku. Pak Budi meremas susuku yang kiri dan mengulum yang kanan, mm.. aku bergetar tak karuan. Belum selesai dengan kenikmatan yang aku rasakan Pak Budi meneruskannya dengan menghisap susuku seperti bayi. Aku menggelinjang kenikmatan, ahh.. birahiku semakin naik. Pak Budi berdiri melepaskan pakaiannya hingga telanjang. Aku hanya terdiam menatap wajah PakBudi. Kemudian beliau berjongkok di samping tubuhku dan mulai menjilati dari samping sambil terus meremas-remas susuku, hingga aku lemas tak berdaya. Nafasku semakin tak beraturan karena tak tahan akan ciuman dan jilatan Pak Budi. Ciumannya turun ke perutku dan..”Akhh..” aku menjerit keras saat kurasakan lidahnya menjilati selangkanganku. Kakiku berontak dengan berusaha menendangnya. Tapi tangan Pak Budi begitu kuat mencengkram kedua pahaku. Aku mendesah semakin kuat saat kurasakan lidah Pak Budi menyentuh vaginaku.

Pak Budi seakan tak peduli, beliau terus menjilati vaginaku, dan mengobok-oboknya dengan tempo yang teratur. Teriakan-teriakan kenikmatan keluar dari bibirku saat Pak Budi menghisap vaginakudenga kuat. “Ohh.. uuhh.. ohh..” aku merasakan enak sekaligus geli yang amat sangatdahsyat. Pak Budi mempercepat tempo jilatan dan ciumannya di vaginaku, hingga aku merasa akan meledak. Aku berteriak seenaknya, “Sial.. aduh.. ohh.. aduhh.. sayangg..” teriakankumalah membuat Pak Budi semakin bernafsu, beliau menghisap klitorisku dengan kuat hingga tubuhkumengejang, “Oohh.. hh..” aku merasakan orgasme. Aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut, tubuhku lemas dan kakiku menjepit kepala Pak Budi. Pak Budi bangkit dan berjongkok di samping tubuhku beliau menyuruhku menyetubuhi penisnya yang lumayan besar itu. Aku yang sudah lupasegalanya menurutinya. Aku mulai menjilati dan mengocok-ngocok penisnya di mulutku. Tangan beliau pun masih tetap meremas-remas susuku. Aku hisap dan kucium-cium kepala penisnya. Pak Budi melenguh seiring hisapanku yang semakin kuat, beliau pun meremas susuku semakin kuat, hingga aku semakin bersemangat dan liar.

Desahan Pak Budi membuatku tak tahan, karena aku mulai merasakan vaginaku pun mulai basah.
“Ohh.. sayangg.. pinter.. isepp.. teruss.. ohh.. isepp.. sayangg.. ohh..” desahan Pak Budi membuatku semakin gila, dan Pak Budi berteriak keras.
“Ahh..”
“Crot.. crott..”
Sperma Pak Budi menyemprot masuk ke mulutku, aku tersedak dan terbatuk-batuk, aku melepaskan penis Pak Budi. Cairan aneh yang kurasakan ada di mulutku, membuat aku mual dan ingin memuntahkannya, tapi Pak Budi malah mencium bibirku dan menjilati cairan sperma yang tersisadi wajah dan bibirku.

Pak Budi kemudian merenggangkan kedua pahaku, beliau mengarahkan penisnya ke vaginaku dan menggesek-gesekkanya, aku merasakan nikmat-nikmat geli. Beliau mencoba memasukannya lebih dalam tapi aku berteriak. “Aduhh.. sakitt..” ucapku sambil meringis. Pak Budi tidak meneruskannya dan menggesek-gesekkan kepala penisnya lagi. Aku menggelinjang tak tahan, akhirnya Pak Budi mencobanya lagi. Aku tetap kesakitan dan berteriak hingga aku meneteskan air mata. Pak Budi pun tidak meneruskannya beliau mencium bibirku dengan lembut sambil berkata, “Bapak tidak akan mengambil keperawanan kamu.” Lalu beliau bangkit dan membersihkan vaginaku dengan handuk hangat. Aku berkaca dan melihat tubuhku yang berubah menjadi merah, karena bekas hisapan-hisapan Pak Budi. Setelah itu aku diantar pulang Pak Budi. Jam 11.00 malam aku sampai di rumahku, akhirnya orang tuaku marah-marah dan mengetahui perbuatanku. Mereka memeriksa tubuhku dan akhirnya aku mendapat ganjaranya pada semester depan aku tidak akan dikuliahkan lagi, sebenarnya aku ingin meneruskan sekolahku, tapi apa daya orang tuaku sudah kesal dan tidak mempedulikanku lagi. Sebenarnya aku ingin bekerja, tapi pembaca tahu kan mencari kerja saat inisangat sulit. Terakhir-terakhir ini aku malah berpikir menikah saja tapi sama siapa? Entahlah aku bingung sekali pembaca yang budiman. Yang jelas jika ada di antara pembaca yang bisa membantu, aku akan sangat senang sekali. Adakah di antara pembaca yang bisa memberiaku solusi?

Tamat

Label:

posted by Dewi, 09.00 | link

Istri Muda Sekdes

Kejadian ini kualami ketika aku kuliah kerja nyata di salah satu desa terpencil di Jawa Tengah. Aku menginap di rumah Sekretaris Desa tersebut, sudah berumur, sekitar 60 tahun, namun isterinya masih muda, sekitar 25 tahun, sebut saja Mbak Is.

Pada waktu itu aku kehilangan cucian celana pendek, ketika Mbak Is selesai mandi dengan memakai handuk yang terbelit menutupi sebagian tubuhnya, sambil membawa keranjang cucian yang sudah kering, masuk ke kamarnya yang hanya ditutup dengan korden. Aku mengikutinya, ikut masuk ke kamar untuk menanyakan apakah dia melihat CD-ku. Begitu kukuakkan korden kamarnya, aku melihat Mbak Is sudah melepas handuknya, tanpa sehelai benangpun. Kulitnya kuning, mulus, langsing dan kencang. Payudaranya berukuran sedang bulat. Aku kaget namun Mbak Is melihatku dengan tenang. Sambil menutup sebuah payudaranya dengan telapak tangan kiri, sedangkan telapak tangan yang lain menutup kemaluannya. Sedangkan payudara yang satunya masih menggantung dengan bebasnya. Aku sempat memangsa pemandangan yang jarang terjadi ini.

“Ada apa Dik Agus?” tanyanya dengan suara lembut.
“Anu Mbak, nggak. Lihat celana pendek saya nggak, Mbak..”
“Baru dicuci. Ditumpukan itu barangkali, coba saja dicari sendiri Dik Agus,” jawabnya sambil menunjukkan onggokan cucian. Sementara aku mengaduk-aduk cucian, ia mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tentu saja payudara dan kemaluannya, walaupun dari samping, cukup jelas terlihat olehku. Mulanya aku agak tidak enak, tetapi karena Mbak Is bersikap cuek, maka aku pun nekad menatap secara langsung pamandangan itu dengan berani.

“Tubuh Mbak Is, masih singset ya,” pujiku mesra.
“Ah, Dik Agus bisa aja,” katanya dengan tenang, tetapi kemudian ia tersentak, “Eh, kok liat-liat Mbak, kan saru,” bisik Mbak Is membuyarkan lamunanku.
“Habis, rejeki kan tidak bisa dibiarkan,” kataku nyengir.
“Uh, dasar..” kemudian ia cepat-cepat mamakai pakaian.

Jam 8 malam, karena tidak ada hiburan TV, dan suasana sudah sangat sepi, aku pergi tidur. Pak Sekdes kebetulan sedang menginap di rumah isteri tuanya. Lampu minyak tempel kuredupkan, dan bersiap untuk memejamkan mata. Tiba-tiba ada orang masuk ke kamarku. Setelah kuamati bayangan itu ternyata Mbak Is.

“Dik Agus belum tidur ya,” sapanya mesra.
“Belum mbak,” sahutku.
“Mbak Is kedingingan nih, nggak bisa tidur,” balasnya dan duduk di tepi tempat tidurku.
“Tidur di sini saja Mbak,” ajakku penuh birahi.
“Nggak apa-apa nih,” balasnya dengan senyum menggoda.
“Nggak,” bisikku.
“Tapi jangan macam-macam ya,” katanya sambil tertawa genit.

Kugeser tubuhku ke kanan memberikan ruang bagi Mbak Is berbaring di sampingku. Mulutku terkunci lagi, karena gejolak yang sangat hebat berkecamuk di dalam dada ini ketika ia merebahkan tubuhnya di sampingku. Bau parfumnya membuatku semakin bergejolak.

“Dik Agus sudah pernah melihat perempuan telanjang nggak,” akhirnya Mbak Is membuka percakapan.
“Belum, kalau anak-anak sering, eh maksud saya baru sekali, lihat Mbak tadi..”
“Apa Mbak masih singset sih?, khan Dik Agus bilang begitu tadi,” tanyanya manja.
“Iya betul Mbak, betul, seperti di gambar porno saja,” jawabku.
“Dik Agus punya foto begituan.”
“Punya, sebentar ya saya ambilkan..”

Kuambil majalah berwarna kategori triple X, kubesarkan lampu minyak di dinding.
“Dik Agus dapat dari mana majalah ini,” sambil menerima majalah yang kuberikan.
“Serem..” komentarnya, tapi matanya terus menatap gambar orang sedang senggama. Pada gambar lain tampak adegan 69, dimana saling menjilati kemaluan lawannya.
“Mbak pernah ngisep barangnya Bapak, nggak,” tanyaku dengan berani.
“Ah, Dik Agus ada-ada saja, jijik ah,” jawabnya pura-pura malu.
“Enak Mbak, seperti ngisep kemaluan, khan enak,” kataku lagi meyakinkan
.”Memangnya Dik Agus pernah?” sambil menatap wajahku dalam-dalam, menjadikan aku gelagapan.
“Belum, cerita teman-teman saya yang sudah kawin. Mbak mau disun kemaluannya,” pancingku nakal.
“Ah Dik Agus ini ada-ada saja, malu ah,” Sambil tangannya menyingkirkan tangan saya yang sudah melingkar di perutnya. Tapi tanganku kembali merangkul tubuhnya, kali ini agak ke atas dekat dengan buah dadanya.
“Emang Bapak nggak pernah ngesun barangnya Mbak?” tanyaku.
“Ah, Bapak kan sudah tua, nggak mau yang macem-macem,” obrolan yang semakin menjurus ini menjadikan kemaluanku makin mengeras, sehingga celanaku terasa semakin sempit.

Aku terus mencari akal agar malam itu tidak terbuang sia-sia. Belum sempat aku menemukan caranya, tiba-tiba ia menarik tanganku ke atas sehingga menyentuh buah dadanya yang montok. Aku segera bereaksi dan mulailah mengelus-elus buah dadanya. Kulihat wajahnya sudah berubah, nafasnya memburu, kusingkap gaun tidurnya ke atas, dan ia membiarkannya bahkan melepasnya sendiri. Dan kemudian melepas BH-nya, sehingga buah dada montoknya yang tadi siang kulihat, kini dapat kusentuh, kuelus-elus dan kupencet-pencet kekenyalan buah dadanya. Mbak Is kembali berbaring, bibirnya menyambut dengan hangat ketika kucium Mbak Is. Sambil berciuman tanganku bergerilya, sampai di sekitar kamaluannya. Kuelus pahanya dan akhirnya kemaluannya dari luar celana dalamnya. Mbak Is semakin liar mempermainkan bibirnya dan lidahnya, melumat habis bibirku. Kuselipkan jariku lewat samping celana dalamnya meraih liang senggamanya, ternyata sudah basah kuyup. Bersamaan dengan itu, ia raih pula kemaluanku. Kubantu membuka celanaku dan semua yang menempel di bajuku.

Dengan kencang ia terus memegang kemaluanku, seakan sudah menjadikan haknya dan tidak ingin melepaskannya. Sementara aku terus mencium semua permukaan kulitnya. Sampai pada bukit kembarnya, kuisap, kusedot dan kujilati puncaknya hingga membuatnya semakin memburu nafasnya. Begitu kuteruskan jelajahanku ke bawah lepaslah pegangan di kemaluanku, sampai dipusar dan terus ke bawah sampailah di selangkangannya. Kulebarkan pahanya, tetapi dia menahannya.”Jangan ah, malu,” sambil merapatkan pahanya dan menutupi kemaluannya dengan tangannya.Aku terus menciumi pahanya, menjilati dan mengecupnya. Lama-lama makin ke dalam pahanya. Mbak Is mulai mengendorkan kakinya, kubuka pelan-pelan pahanya. Pelan-pelan pula ia mau membukanya. Sampai akhirnya rela juga mengangkangkan pahanya dengan lebar, sehingga membuatku mempunyai ruang yang jelas untuk menyaksikan pamandangan yang sangat membangkitkan nafsuku itu. Segera kusergap bagian yang sangat dirahasiakan wanita itu. Begitu lidahku kupermainkan di bibir kemaluannya sebelah atas. Ia segera menjerit histeris sambil menjambaki rambutku. Pinggulnya dia angkat tinggi-tinggi, gerakannya semakin liar sambil mulutnya meneriakkan suara yag tidak jelas. Kemaluannya semakin basah saja, bercampur dengan ludahku untuk memberikan kehangatan pada liang senggamanya. Beberap menit kemudian ia sampai pada puncak yang tertinggi, disertai dengan lengkingan yang tertahan karena wajahnya ditutupi bantal. Tubuhnya menegang dan pinggulnya diangkatnya tinggi-tinggi. Beberapa detik kemudian terkulailah dia.

Selanjutnya kuambil posisi, kuarahkan kejantananku pada liang kemaluan, pada tubuh yang lunglai itu. Mbak Is diam saja, hanya sekali-sekali menciumiku. Aku masukkan batang kemaluanku pada liang senggamanya yang basah kuyup sehingga licin luar biasa. Mbak Is diam saja ketika kugenjot dengan cepat sehingga buah dadanya tergoncang kesana kemari. Mbak Is mulai merasakan kenikmatan lagi, makin lama dahinya makin dikernyitkan pertanda birahinya mulai naik. Tetapi lahar yang sudah lama kubendung keburu keluar, segera kutarik. Mbak Is, mulanya menahan bokongku, agar kemaluanku tetap terselit di lipatan kemaluannya. Tetapi karena tenaganya sudah habis, lepas juga kemaluannya dan kukocok dengan cepat sehingga muncratlah di atas perutnya yang indah.

Mbak Is dengan takjub menyaksikan peristiwa muncratnya spermaku. Lalu tersenyum manis.
“Kok nggak dikelaurin di dalam,” tanyanya.
“Nanti kamu hamil,” jawabku mesra.
“Paling Bapak juga nggak tahu kalau itu anakmu,” jawabnya dengan enteng.

Sejak saat itu aku jadi jarang pulang, ketika hari Sabtu dan Minggu kupergunakan mencuri-curi waktu agar bisa bermain dengannya. Apalagi kalau sedang sepi. Misalnya tidak ada cukup waktu untuk melakukan senggama, maka ia aku suruh saja mengocok hingga keluar.

Sejak itu sepertinya Mbak Is semakin ceria saja. Sampai selesai waktu KKN-ku, aku tidak kurang melakukan senggama secara sempurna sebanyak delapan kali. Tanpa ada seorangpun yang tahu dan curiga. Dan ternyata ini membawa berkah lain, yang paling menonjol adalah cara Mbak Is dalam melayani suaminya yang sepertinya berlebihan.

Tamat

Label:

posted by Dewi, 09.00 | link

Pengalaman Percintaan Pertamaku

Setelah sekian lama hanya menjadi pembaca setia dari situs ini akhirnya muncul juga keberanian untuk membagi pengalaman pribadiku yang benar benar aku alami di dunia nyata. Semua yang aku tulis adalah apa yang benar-benar aku rasakan dan lakukan. Nama dan tempat aku samarkan untuk menjaga privasi orang-orang dalam cerita ini. Sebut saja namaku Rony, berumur 25 tahun, tinggi 170 cm berat 60 kg. Masih kuliah di sebuah perguruan tinggi terkenal di kota Surabaya semester akhir dan bekerja part time di sebuah perusahaan software house.

Sebagai perkenalan aku dilahirkan di sebuah kota di jawa timur. Berasal dari keluarga biasa-biasa saja, tidak kekurangan dan tidak berlebihan. Aku merasa beruntung semua yang aku butuhkan di masa kecilku bisa terpenuhi walau tidak bisa diartikan kebutuhan secara materi yang berlebih lebihan. Hidup secara mandiri dan jangan memandang segala hal dari segi materi itu yang aku camkan dalam nurani sebagai nasihat orang tua yang akhirnya membuatku tumbuh sebagai seorang yang tidak materialis.

Semua hal dalam masa pertumbuhanku berjalan normal, hanya satu hal yang aku rasa lain dari kebanyakan sesama anak seusiaku. Aku selalu merasa lebih tertarik dengan wanita yang umurnya lebih tua. Rasanya lebih asik bila bisa dekat dengan wanita wanita yang umurnya diatas umurku sendiri. Begitupun ketika ketika di sekolah aku selalu berusaha menarik perhatian kakak-kakak kelasku tidak pada teman teman cewek yang seumuran.Walaupun aku orangnya biasa-biasa saja dengan otakku yang tergolong encer sehingga tidak begitu sulit menarik perhatian mereka. Aku selalu dijajaran rangking 1-3 di sekolah sehingga aku selalu bersekolah di sekolah favorit dan akhirnya bisa masuk di sebuah perguruan tinggi favorit juga.

Petualanganku berawal ketika aku terlibat salam sebuah forum mailing list tentang IT di internet dan aku aktif di dalamnya. Dalam forum itu aku mengenal seseorang yang aktif juga di dalamnya sebut saja Dina seorang wanita karir di perusahaan BUMN terkenal di jakarta berumur 35 tahun dengan 2 anak. Dari sekedar saling berdiskusi akhirnya kami saling berhubungan lewat email, dia juga sering bercerita tentang kehidupannya juga tentang keluarganya. Dari permulaan obrolan biasa saja kami jadi lebih dekat dan saling rindu jika sehari tidak saling terima email. Kadang dia juga menelfon ku berjam-jam untuk bercerita semua kisah kesehariannya. Hingga suatu hari tidak sengaja aku berkirim email yang isinya bagaimana yah rasanya phonesex. Dan tak kuduga dia menanggapi dengan serius dan akhirnya sepakat janjian sekitar jam 7 malam dia akan menelfonku ketika suaminya ada dinas keluar kota.

Dengan hati berdebar debar aku menunggu teleponnya. Tepat jam 7 dia meneleponku:
“Hai Rony sudah siap belum nih?”, sambil tertawa renyah.
“Sudah siap dari tadi Mbak”, jawabku sambil tertawa kecil juga.
“Gimana mulainya ini Ron, Mbak kok bingung mo mulainya?”,
“Hmm Mbak sekarang pakai baju apa nih”? tanyaku..
“Pake daster terusan warna putih”, jawab Mbak Dina.
“Dalemnya Mbak?”, tanyaku menyambung.
“Hmm atas warna krem bawahnya juga”,
“Boleh Rony pegang yang atas Mbak?”, tanyaku.
“Boleh Ron ohh Mbak bayangin kamu remasin Ron”, jawab dia mulai serak.
“Aku bukain yah baju Mbak”, jawabku.
“Iyah Ron bukain aja, Mbak dah kepingin ini”, jawab Mbak Dina.
“Panjang penismu berapa Ron?”, tanya Mbak Dina menyambung.
“17 cm Mbak kalo lagi tegang”, jawabku.
“Rony juga bukain baju rony Mbak, boleh Rony masukin ndak Mbak?”, tanyaku.
“Oh Ron Mbak dah basah masukin aja Ron penis kamu ohh Mbak bayangin kamu masukin penis kamu ke vagina Mbak ohh”, jawab dia semakin bernafsu.
“Rony masukin sekarang Mbak.. ohh my god vagina Mbak enak sekali”, jawabku kemudian.
“Iya Ron penismu enak bangett.. maju mundurin sayang.. ohh Mbak gak tahan mo keluar nih”, serunya.
“Aku juga Mbak keluar bareng bareng yah”, kataku.
“Ohh Ronyy Mbak keluarr oh yess”
“Aduhh aku juga mbakk oh yeahh”, kataku menyahut.
(phone sex ini tidak saya tuliskan keseluruhan karena terlalu panjang, hanya bagian penting yang saya tuliskan)

Setelah kejadin itu kami jadi sering janjian lakuin phonesex. Hingga suatu saat dia bilang akan ke surabaya dalam rangka ada tugas dari kantor. Mbak Dina mengajak ketemuan, aku bilang dengan senang hati akan datang. Akhirnya disepakati ketemu di lobi hotel tempat dia menginap di S***d Hotel jam 7 malam setelah dia menyelesaikan tugasnya di kantor cabang. Jam 6 sore aku bersiap-siap dan berusaha membuat diriku serapi mungkin. Timbul keraguan juga jangan jangan dia kecewa setelah melihat aku karena aku orangnya biasa-biasa saja tidak spesial, just ordinary people tapi akhirnya aku beranikan diri. Tiba jam 7 malam tepat di lobi aku melepas pandangan ke seluruh ruangan akhirnya mataku tertuju pada wanita berkulit putih, berbaju blues hitam dengan rok hitam memakai kacamata, akhirnya aku menyapa.
“Hai Mbak Dina yah”, sapaku berdebar debar.
“Hai ini Rony yah”, jawabnya sambil tersenyum manis .
“Ke my roomku aja yuk lebih enak ngobrolnya”, kata dia sambil menarik tanganku.

Akhirnya aku menurut saja ketika dia mengajakku menuju elevator dan menuju lantai 4 hotel. Keluar elevator kami berjalan sampai di depan room 409 dan dia membuka pintu dan masuk.
“Ayo Ron masuk saja kok jadi malu malu gak kayak di telepon hehehehe”, katanya mengejekku sambil bercanda.
Aku masuk dan duduk di pinggir single bed sambil memandangi punggung Mbak Dina yang mengambil minuman dingin.
“Nih minum dulu Ron pasti haus deh”.
Aku ambil gelas yang disodorkannya aku minum 2 teguk kemudian aku taruh di meja. Akhirnya kami ngobrol sambil tiduran diatas bed dan nonton TV. Setelah agak lama aku fikir ini saatnya untuk bertindak lebih jauh. Aku coba pegang tangannya dia diam saja kemudian aku coba remas tangannya dia balas meremas tanganku. Sinyal positif fikirku aku coba lebih jauh dengan mendekatkan hidungku ke pipinya dan menggeser tubuhku lebih dekat ke tubuhnya. Aku cium pipinya lembut dia hanya memejamkan mata. Aku dekatkan bibirku ke bibirnya aku lumat bibirnya dia balas melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku.

Dia memelukku dengan erat sambil berkata, “Ron sudah lama Mbak ingin melakukannya denganmu sayang”, desahnya
“Aku juga Mbak”, jawabku sambil mulai meremas remas payudara Mbak Dina.
Mbak Dina juga semakin agresif dia mulai meremas remas penisku dari luar celana. Aku mulai membuka blues Mbak Dina dengan tetap melumat bibir wanita berkulit putih ini. Sampai kemudian rok span dia juga aku lepaskan hingga dia tinggal memakain bra dan celana dalamnya. Walau kelihatan payudara nya agak turun (mungkin karena sudah beranak dua) namun tetap membuat aku terangsang. Wanita-wanita berumur lebih membuatku terangsang.

Akhirnya Mbak Dina tidak sabar dia membuka celana jeans yang aku pakai sekalian dengan celana dalam ku hingga tampak penisku berdiri tegang dengan panjang 17 cm dan Mbak Dina mengocoknya dengan tangannya yang halus. Aku buka bra yang dia pakai, aku kulumin payudaranya bergantian kiri dan kanan sementara Mbak Dina hanya mendesah gak karuan. Aku mulai cium perutnya dan aku buka celana dalam nya sampai kelihatan vagina yang ditutupi rambut di sekelilingnya. Aku mulai cium pinggiran vaginanya aku teruskan dengan mencium setiap sudut dari vagina Mbak Dina. Sementara Mbak Dina meremas remas kepalaku sambil mendesah.
“Ohh sayang terus sayang enak banget.. lidah kamu nakal sekali ohh”.

Salah satu hal yang akhirnya menjadi kegemaranku yaitu membuat wanita merasakan kenikmatan ketika aku meng oral meraka. Mbak Dina sudah merasa tidak sabar dia segera menarikku ke atas dan mengarahkan penisku ke vaginanya. Dan dia menuntun penisku ke lubang kenikmatannya. Aku membantunya dengan mendorong pelan pelan sampai masuk semua sampai mentok (fikirku saat itu hilang sudah keperjaanku).
Mbak Dina mendesah, “Oh sayang punya kamu panjang banget sampai mentok aduh enak banget sayang goyangin dong”.
Akupun mulai memaju mundurkan penisku.
Selang 5 menit kemudian Mbak Dina mendesah, “Oh sayang aku mo nyampai”.
Aku mulai mempercepat gerakanku.
Akhirnya dia menjerit “Ohh Rony aku sampai sayangg”.

Aku rasakan kakinya menjepit erat pinggulku seakan ingin menancapkan sedalam dalamnya penisku ke dalam vaginanya. Aku memberi kesempatan Mbak Dina meresapi kenikmatannya. 2 menit kemudian aku mulai memaju mundurkan lagi penisku ke dalam vaginanya. Aku goyangin semakin cepat sampai aku merasa ada sesuatu yang ingin segera meledak dalam penisku.
“Ohh Mbak Dina aku mo keluar, dikeluarin di dalam apa diluar?”
“Di dalam saja sayang”, katanya.
Akhirnya aku kerahkan sekuat tenaga ketika nikmat yang membawaku melayang ke angkasa. Kami berpelukan sampai beberapa saat. “Terimakasih yah Ron”.
“Sama sama Mbak”, jawabku.
“Masak baru pertama ini ML Ron?”, tanyanya gak percaya.
“Iyah Mbak emang kenapa?”, aku berkata.
“Kok sudah pinter banget?”, tanyanya lagi.
“Masak sih Mbak?, Dari VCD aku belajarnya Mbak, hehehe”, aku menimpali.
“Kok tahan lama juga biasanya cowok yang baru pertama ML nempel langsung keluar kamu kok bisa lama?”, tanyanya lagi.
“Ya gak tau Mbak ya kenyatannya gitu”, (suatu saat aku paham gimana cara menahan agar orgasme bisa ditahan lebih lama dan kapan harus di keluarkan, aku juga gak tau kok bisa nahan orgasme lebih lama, yang pasti sudah bisa dari dulunya, dari lahir kali hehehe)

Malam itu aku gak boleh pulang oleh Mbak Dina. Kami menikmati malam dengan pergulatan tiada henti berbagai style kami coba. Sampai kami akhirnya kelelahan dan baru tidur jam 3 pagi. Jam 9 kami baru bangun, kami mandi bersama kemudian Mbak Dina berkemas kemas karena jam 11 siang harus check out dan pergi ke bandara untuk kembali ke jakarta. Setelah mengemasi travel bag nya Mbak Dina memelukku erat erat.
“Aku sangat menikmati saat saat bersama kamu Ron”, katanya.
“Aku juga Mbak”, jawabku.
Mbak Dina menyelipkan amplop ke sakuku aku segera mencegahnya.
“Mbak, ini apa?”
Mbak Dina berkata, “Buat kamu”.
Aku segera mengembalikannya sambil berkata, “Mbak aku bukan cowok materialistis dan bukan cowok yang mencari uang dengan sex”.
Mbak Dina berkata lagi, “Please ambil Ron sebagai tanda terima kasih Mbak”.

Aku berjalan mendekati travel bagnya dan memasukkan amplop itu ke dalamnya, sambil berkata “Gak usah dibahas lagi, nanti Mbak terlambat sampai di bandara”.
Dia tersenyum manis dan berkata, “Ok deh, yuk”.
Kami naik taksi di depan pintu hotel, dan taksi meluncur ke arah bandara, 30 menit kami sampai di bandara. Aku mengantar sampai di pintu pemberangkatan dan Mbak Dina memelukku erat-erat. Aku kemudian memanggil taksi yang mengantarku pulang. Di dalam taksi ketika aku merogoh sakuku aku terkejut ternyata ada amplop berisi uang dan didalamnya ada tulisan tangan berbunyi, “Ron aku tau kamu bakal menolak pemberian Mbak, makanya Mbak taruh dalam sakumu, janji untuk menerimanya atau kamu berarti tidak sayang sama Mbak jika menolaknya, TTD Dina”. Aku hanya menggeleng-geleng kepala.

*****

Itulah kisahku pertama mengenal ML, bagi wanita yang berumur 27-45 di kota Surabaya dan sekitarnya yang ingin mengenal lebih dekat dengan saya, bisa contact saya. Hanya yang serius yang aku tanggapi. .

Tamat

Label:

posted by Dewi, 03.00 | link

Aku Selingkuh Lagi

Buat teman teman yang masih penasaran dan bertanya tentang kelanjutan hubunganku dengan Ibu mertuaku, hubunganku masih berlanjut sampai saat ini, dan untuk menceritakan pengalamanku selama Ibu mertuaku berada di Jakarta, lain waktu pasti akan aku ceritakan

*****

Selama satu minggu Ibu Mertuaku berada di Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan aku dan Ibu Mertuaku selalu mengulangi persetubuhan kami. Apalagi setelah Indri istriku ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yang sedang di kerjakan kantor istriku.

Aku dan Ibu mertuaku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kami peroleh, kami berdua semakin lupa diri. Aku dan Ibu mertuaku tidur seranjang, layaknya suami istri, ketika hasrat birahi kami datang aku dan Ibu Mertuaku langsung menuntaskan hasrat kami berdua. Kusirami terus menerus rahim Ibu Mertuaku dengan spermaku, akibatnya fatal.

Setelah istriku kembali dari Medan Bapak mertuaku minta agar Ibu mertuaku segera pulang ke Gl, dengan berat hati akhirnya Ibu mertuakupun kembali ke desa Gl. Setelah Ibu mertuaku kembali kedesa GL hari hariku jadi sepi Aku begitu ketagihan dengan permainan sex Ibu Mertuaku aku rindu jeritan jeritan joroknya, saat orgasme sedang melandanya.

Pertengahan juni lalu Ibu mertuaku menelponku ke kantor, aku begitu gembira sekali Kami berdua sudah sama sama saling merindukan, untuk mengulangi persetubuhan kami, tapi yang paling membuatku kaget adalah saat Ibu mertuaku memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang bulan dan setelah diperiksa ke dokter, Ibu mertuaku positip hamil. Aku kaget sekali, aku pikir, Ibu Mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.

Aku minta kepada Ibu mertuaku, agar benih yang ada dalam kandungannya dijadikan saja, namun Ibu mertuaku menolaknya, Ibu mertuaku bilang itu sama saja dengan bunuh diri, karena suaminya sudah lama tidak pernah lagi menggaulinya, tetapi masih bisa hamil. Baru aku tersadar, yah kalau Bapak mertuaku tahu istrinya hamil, pasti Bapak mertuaku marah besar apalagi jika Bapak mertuaku tahu kalau yang menghamili istrinya adalah menantunya sendiri.

Juga atas saran Dokter, menurut dokter di usianya yang sekarang ini, sangat riskan sekali bagi Ibu mertuaku untuk hamil atau memiliki anak lagi, jadi Ibu mertuaku memutuskan untuk mengambil tindakan.

“Bu, apa perlu aku datang ke desa Gl?”
Ibu mertuaku melarang, “Tidak usah sayang nanti malah bikin Bapak curiga, lagipula ini hanya operasi kecil”.
Setelah aku yakin bahwa Ibu mertuaku tidak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh telanjang Ibu mertuaku.
“Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku kepengen banget nih Bu”
“Iya Mas, Ibu juga kangen sama Mas Pento. Tunggu ya sayang, setelah masalah ini selesai, akhir bulan Ibu datang. Mas Pento boleh entotin Ibu sepuasnya”.

Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang sama Ibu mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Ibu mertuaku hanya tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan. Gila.., hubungan gelap antara aku dengan Ibu mertuaku menghasilkan benih yang mendekam di rahim Ibu mertuaku, aku sangat bingung sekali.

Saat aku sedang asyik asyiknya melamun memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Ibu mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering telepon dimejaku.
“Hallo, selamat pagi”.
“Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar”.

Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rangan Ibu Mila. Ibu Mila, wanita setengah baya, yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan, saat latihan terjun payung di Sawangan. Aku taksir, usia Ibu Mila kurang lebih 45 tahun, Ibu Mila seorang wanita yang begitu penuh wibawa, walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Mila tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu Mila agak gemuk.

“Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya”.
“Oh nggak.., Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau belum?”.
“Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada kesalahan”. Jawabku.
“Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?”. Tanya Ibu Mila.
“Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa”.
“Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakit mu”.
“Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok”. Jawabku.
Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Mila, aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Mila berkata, “Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu mertuamu hamil”.

Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh mendapatkan malu yang luar biasa.
“Dari mana Ibu tahu?” tanyaku dengan suara yang terbata bata.
“Maaf Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu. Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dengan Ibu mertuamu sendiri”.

Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Mila adalah atasanku, selain itu Ibu Mila adalah saudara sepupu dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya diam dan menundukan kepalaku, aku pasrah
“Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu”
“Terima kasih Bu”, jawabku lirih sambil menundukkan mukaku
“Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK”.
“Tentang apa Bu?” tanyaku.
“Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan menolak” pintanya tegas.

Akupun keluar dari ruangan Ibu Mila dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan Ibu Mila yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan gelapku dengan Ibu mertuaku diketahui oleh orang lain.
“Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya”, Tanya Wilman sohibku.
“Ah, nggak ada apa apa Wil Aku lagi capek aja”.
“Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu”.
“Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Mila denger mati kamu”.

Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Aku hanya melamun dan memikirkan Ibu mertuaku, kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku kekasihku, rasanya aku ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku, tapi apa daya Ibu mertuaku melarangku. Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Mila, dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang aku alami dengan Ibu mertuaku, uh.. rasanya mau meledak dada ini

Aku berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aku hanya bisa pasrah, mau tidak mau aku harus mencerikan semua yang terjadi antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.

“Kring.. “, kuangkat telepon di meja kerjaku.
“Gimana? Sudah siap”, Tanya Ibu Mila.
“Ya Bu saya siap”.
“Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI pemuda”.
Ternyata Ibu Mila tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain. Dengan menumpang mobil kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi ketempat familiku, akhirnya wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.

Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu Mila, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Mila masuk ke halaman dan parkir. Ibu Mila pun turun dari mobil dan berjalan kearah ATM.

“Hi.. Pento ngapain kamu disini?”, sapa Ibu Mila.
Aku jadi bingung, namun Ibu Mila mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud Ibu Mila, agar kami bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antri mengambil uang.
“Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga”, sahutku.
Ibu Milapun bergabung antri di depan ATM.
“Gimana, temenmu belum datang juga?” Saat Ibu Mila keluar dari ruang ATM.
“Belum Bu”.
“Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah”.
Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Mila, aku duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Mila sementara Ibu Mila sendiri duduk dibangku belakang.
“Ayo, Pak Bari kita pulang”
“Iya Nya.. “, sahut Pak bari
“Untung aku ketemu kamu disini Pento Padahal tadi aku sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang”.
Uh.. batinku Ibu Mila mulai bersandiwara lagi.
“Memangnya ada apa Ibu mencari saya?”.
“Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada beberapa kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu OK”.

Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku sudah sampai dirumah Ibu Mila.
“Ayo masuk”, ajak Ibu mia.
Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan megah. Aku dan Ibu Mila pun masuk kerumahnya semakin kedalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Mila yang begitu antik dan mewah.

“Selamat sore Nya”,
“Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Pento bekerja disana”.
“Baik Nya”.
Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Mila.
“Silakan Den, ini kamarnya”.
Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar.

“Kring.., kring.. “, kuangkat telepon yang menempel di dinding.
“Hallo, Pento, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut”.
“Oh.. iya Bu terimakasih”.
Langsung aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku denga air hangat, setelah selesai akupun membuka lemari pakian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.

Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Mila belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata Ibu Mila yang masuk, aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu Mila tipis sekali. Setelah mengunci pintu kamar Ibu Mila datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku memandangi tubuh Ibu Mila, walaupun gendut tapi Ibu Mila tetap cantik.

Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Mila berkata kepadaku, “Sekarang, kamu harus menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas semua pakaian yang kamu kenakan”.
“Tapi Bu”, protesku.
“Pento, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu”.
Aku benar benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga celana pendek berikut CD ku, aku telanjang bulat sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku.
“Sial!”, makiku dalam hati, aku benar benar dilecehkan oleh Ibu Mila saat itu.
“Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu”, bentak Ibu Mila.
“Mm.., lumayan juga kontolmu”.
Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Mila tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya standar Indonesia.
“Nah, sekarang ceritakan semuanya”.

Dengan perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Ibu Mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku alami. Kulihat Ibu Mila mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Mila menarik napas panjang. Tiba tiba Ibu Mila bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku, sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak disana sini namun pancaran kemulusan tubuh Ibu Mila membuat jakunku turun naik.

“Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu”, bentaknya lagi.
“Baik Bu”, akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku, apalagi saat Ibu Mila menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.
“Ahh.. “, jeritku tertahan saat mulut Ibu Mila mulai mengulum kontolku.
“Ahh.. Bu.., nikmat sekali”.
Kuangkat kepala Ibu Mila, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.
“Bu.. kita pindah keranjang saja”, pintaku,
Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan tubuh Ibu Mila, ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kami.
“Ahh.. “, Jerit Ibu Mila saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya.
“Uhh Pento.. enak.. sayang”.
Ketelusuri tubuh Ibu Mila dan jilatan lidahkupun menuju memek Ibu Mila yang licin tanpa sehelai rambutpun. Kuhisap memek Ibu Mila dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali Mungkin karena Ibu Mila sudah sangat terangsang mendengar ceritaku.
“Ahh”, jerit Ibu Mila saat dua jariku masuk ke lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi meremas-remas teteknya.

Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya, aku makin beringas lidahku terus menjilati memek Ibu Mila yang sedang dikocok kocok dua jari tanganku. Usahaku berhasil, Ibu Mila memohon agar aku segera memasukan kontolku le lubang memeknya, tapi aku tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilubang memek Ibu Mila, tubuh Ibu Milapun makin menegang.
“Aaarrgghh.. Pento”, jerit Ibu Mila tubuhnya melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme melanda dirinya,

Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Mila, seperti orang yang kehabisan napas, matanya terpejam, kubiarkan Ibu Mila menikmati sisa sisa orgasmenya. Kucumbu kembali Ibu Mila kujilati teteknya, kumasukan lagi dua jariku kedalam memek nya yang sudah sangat basah.
“Ampun.. Pento.. biarkan Ibu istirahat dulu”, pintanya.
Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik tubuh telentangnya, tubuh Ibu Mila tengkurap kini.
“Jangan.. dulu Pen.. too.. Ibu lemas sekali”.
Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Mila pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek gesekan kontolku kelubang memek Ibu Mila. Kutekan dengan keras dan.. Bless masuk semua batang kontolku tertelan lubang nikmat memek Ibu Mila.
“Iiihh.. Pen.. to.. kamu.. jahat”.
Akupun mulai mengeluar masukan kontolku ke lubang memek Ibu Mila, orang yang paling di takuti dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan memohon mohon padaku. Aku puas sekali, kupompa dengan cepat keluar masuknya kontoku di lubang memek Ibu Mila, bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Ibu Mila dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhkanku.

“Uhh.. “, jeritku saat kontolku mulai berdenyut denyut.
Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan cepat kontolku, Ibu Milapun makin belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan.
“Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. “.
Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk kedalam Memek dan rahim Ibu Mila, beberapa detik kemudian Ibu Mila pun menyusul mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Ibu Mila tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar sana.

Ibu Mila rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut Ibu Mila. Nikmat sekali.., Orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat Ibu Mila sudah lelap tertidur, dari celah belahan memek Ibu Mila, air manyku masih mengalir, aku benar benar puas karena orang yang telah melecehkanku sudah kubuat KO. Kuciumi kembali tubuh Ibu Mila, kontolkupun tegak kembali, ku balik tubuh Ibu Mila agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di lubang memek Ibu Mila.
“Uhh Pento.. Ibu lelah sekali sayang”, Lirih sekali suara Ibu Mila.

Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Ibu Mila, Bless.. Licin sekali, kupompa keluar masuk kontolku, tubuh Ibu Mila terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk kontolku, rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Ibu Mila hanya memejamkan matanya. Kukocok dengan cepat dan keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Mila.., dan langsung ku cabut kontolku dan kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Mila.

Karena lelah akupun tertidur sisamping tubuh telanjang Ibu Mila, sambil kupeluk tubuhnya, saat aku terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru buru aku bergegas membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku.
“Bu.. Bu.. Mila bangun Bu.. “.
Akhirnya dengan malas Ibu Mila membuka matanya.
“Sudah malam Bu saya mau pulang”.
“Pento kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi”.
Ibu Milapun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar.
“Tunggu sebentar ya Pento, kemudian Ibu Mila masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Mila keluar dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan.
“Ini untuk kamu”.
“Apa ini Bu?”, Tanyaku, saat Ibu Mila menyodorkan sebuah amplop kepadaku.
Aku menolak pemberian Ibu Mila, namun Ibu Mila terus memaksaku untuk menerimanya. Terrpaksa kukantongi amplop yang diberikan Ibu Mila lalu kembali kami berciuman dengan mesranya.

Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan Ibu Mila. Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar benar menikmatinya. Tamat

Label:

posted by Dewi, 20.47 | link

di Rumah Orang Tuaku

Sekedar untuk mengingatkan para pembaca sekali lagi, namaku Irma tapi biasa dipanggil I’in oleh orang di rumah. Aku sulung dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Saat ini usiaku 34 tahun dan adik bungsuku Tita 21 tahun. Aku sangat menjaga bentuk tubuhku, dengan tinggi badan 167 cm dan berat badan 59 kg, tidak ada yang menyangka kalau aku sudah memiliki 2 orang anak yaitu Echa 6 dan Dita 3 tahun. Kalau kata suamiku, teman-temannya sering memuji tubuhku, terutama pada bagian pinggul dan payudaraku yang berukuran 34B hingga terlihat sangat seksi jika sedang mengenakan baju yang pressed body.

Percumbuanku dengan Hasan terus berlanjut tanpa pernah ada halangan yang benar-benar mengganggu, seperti jika suamiku datang dari kota tempat dia bekerja, atau “tamu” wanita yang datang rutin tiap bulannya. Setiap kali bercumbu dengannya aku selalu mendapatkan kenikmatan orgasme yang tak terhingga, mulai dari gaya yang baru sampai tempat-tempat yang selama ini tak pernah kukira akan dapat melakukan hubungan sex di sana hingga itu membuatku semakin merasa terikat dan sulit untuk dapat lepas darinya.

Salah satu tempat yang sangat berkesan olehku adalah saat kami berdua melakukannya di rumah orang tuaku. Itu semua berawal dari keberangkatan kedua orang tuaku kekota Bpp karena ada keluarga yang akan menikah, rencananya mereka akan menginap satu malam di sana. Atas permintaan Tita, aku dan kedua anakku diminta bermalam karena dia takut kalau harus sendirian. Selain itu atas izin ayah kami, Hasan diminta Tita untuk bermalam dan keberadaanku di sana bertindak untuk menjaga kalau sampai mereka kelepasan.

Ternyata Hasan memiliki kejutan yang dia persiapkan begitu mendengar kalau aku juga akan ikut bermalam di sana. Malam itu sekitar jam 20:10, kami baru saja selesai makan malam. Setelah menyikat gigi, aku menidurkan kedua anakku di kamar yang dulu kutempati. Setelah 10 menit aku yakin kalau kedua anakku telah tertidur pulas, aku mematikan lampu dan keluar pelan-pelan dari kamar itu.

Saat sampai di depan TV aku mencari Tita, tapi dia tidak ada di sana sementara Hasan sedang asyik di sofa sambil tidur-tiduran di sana. Lalu aku mencarinya di dapur, kuketuk pintu WC, di sana tidak ada juga. Akhirnya aku kembali ke ruang tengah.

“Geser dikit San.. Kamu lihat Tita nggak..?” tanyaku padanya.
“Sudah tidur Kak..” jawab Hasan sambil duduk.
“Tumben sudah pulas jam segini.. Biasanya juga jam 10″ komentarku.

Hasan tersenyum mendengar perkataanku, lalu dia merapatkan posisi duduknya ke tubuhku. Sementara matanya menatap tajam ke arahku dari atas sampai ke bawah. Walau tahu sedang dipelototi aku pura-pura cuek sambil menonton TV.

Malam itu aku mengenakan T-shirt tipis tanpa lengan yang lebih mirip singlet warna putih dengan dalaman BH warna hitam. T-shirt itu agak longgar, tapi tidak dapat menyembunyikan bentuk lekukan yang menonjol di dadaku. Tipisnya kain T-shirt dan BH yang kupakai membuat bentuk puting susuku secara samar bisa terlihat. Dengan belahan dada T-shirt yang rendah membuat kedua payudaraku akan terlihat dengan jelas jika sedang membungkuk sedikit saja.

Bawahanku adalah celana ketat selutut yang juga warna putih. Celana ketat itu memamerkan keindahan garis tubuhku pada bagian bawah. Lekukan pinggul dan pantatku yang sekal tercetak secara nyata di celana yang kukenakan saat itu. Sebenarnya aku memakai semua itu untuk menyenangkan Hasan, tapi aku tak mau mengatakannya karena aku sengaja ingin membuatnya menjadi panas dingin. Selain itu aku tak ada rencana untuk bercinta dengannya karena kondisi yang kurang mendukung, apa mau dikata rencana tinggal rencana.

“Kakak seksi banget malam ini.. Aku jadi terangsang nih” bisik Hasan di telingaku sebelah kiri.
“Jangan San.. ini di rumah ayah..” aku menolak sambil mendorong dadanya dengan kedua tanganku.
“Nggak apa Kak.. Toh mereka juga nggak bakal tahu..” kata Hasan sambil meremas payudaraku.
“Mmmh.. Tapi.. Ada.. Tita di kamar.. Kalo dia.. Akkh.. Bangun.. Gimana..?” ujarku sambil mencoba menahan kedua tangannya yang mencoba menelusup ke dalam T-shirt yang aku kenakan.
“Tenang aja Kak.. Aku udah masukin obat tidur ke dalam teh yang dia minum tadi.. Kalo kakak nggak mau.. Aku tidur sama Tita aja dah..”

Mendengar perkataannya itu, aku kaget bukan kepalang. Selain masalah obat tidur, aku takut kalau Hasan akan benar-benar meniduri Tita malam ini. Selang beberapa waktu aku tenggelam dalam pikiranku, dan saat aku sadar ternyata tubuhku bagian atas tinggal tertutup oleh BH yang kaitannya telah terlepas.

“Oke San.. Kakak mau.. Tapi jangan disini..” pintaku pada Hasan.
“Terserah kakak aja..” kata Hasan sambil menghentikan kegiatannya.
“Setengah jam lagi kamu masuk ke kamar.. Kakak mau siap-siap dulu..”

Hasan mengangguk, lalu mengangkat tubuhnya yang sedang menindihku yang sudah setengah telanjang. Setelah mengenakan kembali BH dan T-Shirt yang tadi dipreteli oleh Hasan, aku langsung berdiri. Saat hendak melangkah, tiba-tiba Hasan merangkul pinggulku, kepalanya langsung tenggelam di pangkal pahaku sementara kedua tangannya meremas pantatku. Aku mendesah saat merasakan lidahnya yang menusuk-nusuk celana tipis yang kukenakan. Selang 5 menit kemudian Hasan melepaskan tubuhku dan membiarkan aku berjalan ke kamar.

Masuk ke kamar orang tuaku, pintu langsung kututup dan kulepaskan semua kain yang melekat di tubuhku kemudian dengan setengah berlari aku masuk ke toilet yang terdapat di kamar tersebut. Kuambil sabun sirih khusus untuk membersihkan alat vital wanita lalu kubersihkan kelaminku dengan sabun itu. Sekitar sepuluh menit kemudian aku keluar dan langsung duduk di meja rias ibuku. Kuperhatikan tubuhku di cermin, sepasang payudara berukuran 34B yang montok dan kenyal menggelantung indah dan menggairahkan. Kuturunkan mataku ke bawah, liang senggamaku yang merah terlihat dengan jelas tanpa terganggu oleh rambut kemaluan yang baru tumbuh pendek. Itu karena beberapa hari yang lalu rambut itu telah dicukur habis oleh suamiku.

Kuambil parfum khusus wanita milik ibu dan kusemprotkan ke beberapa bagian tubuh. Seluruh bagian leher, ketiak, payudara, perut dan paha. Semua itu adalah bagian tubuh yang biasa dijilat Hasan jika sedang mencumbuku. Tanpa mengenakan dalaman, kukenakan kimono tidur milik ibuku dan mengikat tali di pinggangnya. Kukecilkan volume cahaya kamar agar menjadi lebih romantis. Saat akan bercinta dengan suami saja aku tak pernah melakukan persiapan seperti saat itu, Hasan benar-benar telah membiusku. Setelah itu aku naik ke atas kasur. Kupeluk guling sambil menunggu Hasan masuk, aku merasa deg-degan seperti saat melalui malam pertamaku dengan suami.

Selang beberapa waktu kemudian kudengar pintu kamar diketuk, kupejamkan mata sambil bergulung ke arah kanan. Kemudian terdengar suara pintu dibuka lalu ditutup kembali, suara langkah kaki terdengar mendekat ke arahku. Hasan memanggil-manggil namaku, tapi aku pura-pura tertidur dan tak menjawabnya. Kurasakan kasur agak bergerak, rupanya Hasan sudah naik ke atasnya. Tangannya menyentuh bahuku dan menggoyangnya, aku masih berpura-pura tertidur.

Kemudian dia mengubah posisi tubuhku dengan menelentangkannya, guling yang sedang kupeluk diambilnya. Setelah itu terasa tali kimonoku ditariknya, dan saat Hasan membuka kimono yang kukenakan, hawa dingin ruangan menyengat tubuhku bagian depan. Tak ada gerakan setelah itu, tapi aku yakin kalau saat ini Hasan sedang memandangi tubuhku bagian depan yang sudah terbuka lebar.

Selama beberapa saat aku tidak merasakan ada gerakan, ini membuatku hendak membuka mata karena penasaran. Tiba-tiba aku merasakan angin hangat pada pangkal pahaku, kubuka mataku sedikit, ternyata angin hangat tadi disebabkan oleh Hasan yang bernafas di selangkanganku. Pasti dia sedang menikmati wangi sabun sirih yang kupakai barusan. Hembusan nafas dari hidungnya bertiup ke arah pintu liang vaginaku. Ini menimbulkan sensasi nikmat tersendiri dalam tubuhku.

Hasan terus menghembuskan nafasnya di bagian bawah perutku, rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu dan merangsang tubuhku. Aku mencoba bertahan dan melawan kenikmatan yang terus menyerang, tapi tubuhku berkata lain. Kurasakan ada cairan hangat yang mengalir keluar dari lubang kemaluanku, padahal Hasan hanya menghembuskan nafas saja tanpa melakukan penetrasi yang lain.

Seiring keluarnya cairan hangat dari liang kenikmatanku, udara hangat dari hidung Hasan mulai naik ke atas. Udara itu berputar-putar sejenak di lubang pusar, kemudian menjelajahi setiap jengkal kedua payudaraku, bergerak ke atas lagi hingga ke leher. Di sini dia bergerak bolak-balik dari kanan ke kiri. Semua perbuatan Hasan itu membuatku semakin terangsang dan hampir saja kehilangan kontrol, berkali-kali aku ingin mengerang saat hidungnya menggesek-gesek puting susuku.

“Sampai kapan mau tidur Kak..?” bisik Hasan di telinga kiriku sementara salah satu tangannya memelintir puting susuku sebelah kanan.
“Aucch.. Sshh.. Ampuun Saan.. Aku dah banguunn” erangku sambil membuka kedua kelopak mata.

Astaga ternyata Hasan sudah hanya mengenakan CD. Wajah Hasan tampak jelas sekali di hadapanku, ada senyum nakal penuh kemenangan di sana. Kubalas senyumnya dan dengan penuh hasrat kulingkarkan kedua tanganku di lehernya. Kutarik wajah Hasan lebih mendekat ke arahku sampai bibir kami berdua bertemu dan langsung beradu.

Bibir Hasan langsung saja melumat bibirku seakan ingin menelannya, lidahnya menusuk ke dalam rongga mulutku dan mencari-cari lidahku. Aku tak mau kalah, kujulurkan lidahku untuk menggelitik rongga mulut Hasan, ia terpejam merasakan seranganku. Tapi dia tak membiarkan aku mengendalikan permainan kami malam itu, dia melepaskan ciumannya dari bibirku dan menciumi wajahku sesuka hati. Sesekali dia mengulum bibirku, lalu menjilati wajahku. Aku semakin mengeratkan rangkulan tanganku pada lehernya.

Ingin rasanya aku menjerit sekeras mungkin saat merasakan cumbuannya yang semakin liar saja, setelah menggerayang ke leher bibirnya terus turun hingga sampai ke atas payudaraku. Aku menahan nafas manakala bibirnya mulai menciumi kulit di seputar buah dadaku. Lidahnya menari-nari dengan bebas menelusuri kemulusan kulit sepasang payudaraku yang sekal dan menggairahkan. Nafas Hasan menderu semakin kencang disertai suara kecipak mulutnya yang dengan penuh hasrat melumat payudaraku yang montok seolah ingin merasakan setiap inci kekenyalannya.

Dari bibirku meluncur desisan dan rintihan nikmat, sementara tanganku meremas rambut Hasan dan menekan kepalanya ke dadaku. Rangsangan maha dahsyat menghajar tubuhku manakala bibir Hasan mulai menjilat dan mengulum puting susuku yang telah mengeras. Dengan lihai lidahnya menyapu seluruh permukaan putingku secara bergantian, aku mengerang halus tiap kali bibir Hasan berhenti di salah satu puting susuku. Kemudian ia mulai menyedot-nyedot putingku yang malang itu sebelum mengakhirinya dengan sebuah gigitan halus dan menariknya perlahan dengan giginya yang putih.

Saat Hasan melakukan itu, puting susuku yang lain tidak dibiarkannya menganggur begitu saja. Dengan nakal jari-jari tangan Hasan memilin dan memelintir puting susuku ini. Dan jika dia telah menggigit salah satu di antaranya, maka tangannya akan memencet puting yang lain dan menariknya dengan penuh gairah. Dan itu dilakukan Hasan bergantian kepada kedua puting susuku secara berulang-ulang. Perbuatannya itu makin membuatku lupa daratan dan serasa melayang-layang di awan

Label:

posted by Dewi, 20.40 | link