Agnes Yang Cantik
Agnes, seorang wanita cantik berusia 25 tahun. Agnes bekerja disalah satu perusahaan pariwisata yang cukup terkenal sebagai sekretaris.
Tubuh Agnes cukup sintal dan berisi, didukung dengan sepasang gunung kembar berukuran 36B serta wajah yang cantik, membuat setiap pria pasti meliriknya, setiap kali ia berjalan. Seperti biasa setiap hari Agnes pergi ke kantornya di bilangan Roxi Mas, yang tanpa disadarinya ia dibuntuti sekelompok pemuda iseng yang hendak menculiknya.
Sudah beberapa hari para pemuda itu mempelajari kebiasaan Agnes pergi dan pulang kantor. Dan hari itu mereka sudah menyusun rencana yang matang untuk menculik Agnes. Tiba-tiba dijalan yang sepi taksi yang ditumpangi Agnes dicegat secara tiba-tiba, dan sambil mengancam sopir taksinya, mereka langsung menyeret Agnes masuk kedalam mobil mereka, dan tancap gas keras-keras, hingga akhirnya mobil mereka larikan kearah pinggir kota, dimana teman-teman mereka yang lain sudah menunggu disebuah rumah yang sudah dipersiapkan untuk ‘mengerjai’ Agnes.
Didalam mobil Agnes diapit oleh dua orang pemuda berkulit hitam, sedangkan yang dua lagi duduk dikursi depan. Agnes sudah gemetaran karena takut, dan benar-benar tidak berdaya ketika dua orang yang mengapitnya memegang-megang tubuhnya yang sintal dan putih itu. Dua pasang tangan hitam bergentayangan disekujur tubuhnya, yang kebetulan pada hati itu Agnes mengenakan rok lebar sebatas lutut, dengan atasan blouse putih krem yang agak tipis, hingga bra Wacoal hitam yang dikenakannya lumayan terlihat jelas dari balik blouse tersebut.
Dengan leluasa disepanjang jalan tangan-tangan jahil tertersebut bergentayangan dibalik rok Agnes sambil meremas-remas paha putih mulus tersebut, hingga akhirnya mereka tiba dirumah tersebut, dan mobil langsung dimasukkan kedalam garasi dan rolling doorpun langsung ditutup rapat-rapat. Agnes yang sudah terikat tangan dan kakinya, serta mulut tersumpal dan mata ditutup saputangan digendong masuk kedalam ruang tamu, dan didudukkan disofa yang cukup lebar.
Ikatan tangan, kaki, mulut dan mata Agnes dibuka, dan alangkah terkejutnya ia sekitar tiga puluh pemuda yang hanya memakai cawat memandanginya dengan penuh nafsu seks. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Agnes pun mulai dikerjai oleh mereka. Agnes yang sudah tidak berdaya itu hanya bisa duduk bersandar di sofa dengan lemas ketika salah seorang lelaki mulai membuka kancing blouse-nya satu persatu hingga blouse putih tersebut dicopot dari tubuh sintalnya itu.
Beberapa orang lagi berusaha membuka rok merah Agnes hingga Agnes pun akhirnya hanya memakai bra hitam serta celana dalam nylon berwarna hijau muda, dan membuat dirinya terlihat makin menggairahkan, dan spontan saja para pemuda berandal tersebut langsung terlihat ereksi dengan kerasnya. Celana dalam Agnes pun langsung buru-buru dilepas dan menjadi rebutan untuk mereka.
Agnes dipaksa duduk dengan mengangkang lebar-lebar, hingga vagina-nya yang ditumbuhi rambut-rambut halus itu terlihat dengan jelas, dan mereka pun bergantian menjilati serta menghisap-hisap bibir vagina Agnes dengan nafsunya. Kepala mereka terlihat tenggelam diantara kedua pangkal paha Agnes, sementara yang lainnya bergantian meremas-remas kedua gunung kembar Agnes yang montok itu. Kop BH Agnes diturunkan ke bawah hingga kedua gunung kembarnya muncul bergelayutan dengan indahnya, dan menjadi bulan-bulanan pemuas nafsu untuk mereka.
Tidak puas dengan hanya meremas-remas saja, beberapa orang mulai mencoba untuk mengisap-ngisap puting susu gunung kembar Agnes yang ranum itu, hingga akhirnya Agnes pun dipaksa oral seks untuk mereka. Bergantian mereka memaksa Agnes untuk mengulum-ngulum batang penis mereka keluar masuk mulutnya. Kepala Agnes dipegangi dari arah belakang hingga tidak bisa bergerak, sementara itu yang lain bergantian mengeluar-masukkan batang penis mereka dimulut Agnes yang seksi itu hingga mentok kepangkal paha mereka.
Batang penis yang rata-rata panjangnya 17 senti itu terlihat masuk semua kedalam mulut Agnes, hingga mencapai kerongkongannya. Tak ketinggalan Agnes pun dipaksa untuk ‘mencicipi’ buah zakar mereka secara bergantian. Sepasang buah sakar tampak terlihat dikulum Agnes hingga masuk semua kedalam mulutnya yang mungil itu. Wajah Agnes yang cantik itu bergantian ditekan-tekan diselangkangan para pemuda berandal tersebut hingga buah sakar mereka masuk semua kedalam mulutnya.
Setelah puas dengan acara ‘pemanasan’ tersebut Agnes pun dipaksa tiduran diatas kanvas diruang tamu tersebut dan dengan paha yang mengangkang lebar, batang penispun mulai keluar masuk vagina Agnes yang masih ‘rapat’ itu, mereka dengan tidak sabarnya bergantian menjajal vagina Agnes dengan batang penis mereka yang rata-rata panjang dan besar itu. Bagi yang belum kebagian jatah terpaksa memainkan-mainkan penisnya diwajah dan mulut Agnes.
Beberapa orang dengan nafsunya memukul-mukulkan batang penisnya di wajah Agnes sambil mendesah-desah dengan nafsu. Bosan dengan gaya tiduran, Agnes dipaksa duduk di sofa lagi dengan paha mengangkang lebar dan kembali ‘di embat’ bergantian, sementara bibir Agnes tetap sibuk dipaksa mengulum batang penis yang tampak mengkilat karena air liur Agnes yang menempel di batang penis tersebut.
Sementara para pemuda yang mendapat giliran mengocok vagina Agnes tampak sangat bersemangat sekali hingga bunyi batang penis yang keluar masuk vagina Agnes terdengar sangat jelas. Hampir dua jam sudah Agnes “dikerjain” dengan intensif oleh puluhan pemuda tersebut, hingga akhirnya satu persatu mulai berejakulasi. Tiga puluh pemuda mengantri Agnes untuk berejakulasi diwajah Agnes yang cantik itu.
Dimulai oleh empat orang berdiri mengelilingi Agnes dengan batang penis menempel disekitar wajah Agnes yang cantik. Sementara seorang lagi mengocok vagina Agnes dengan nafsunya, hingga akhirnya ia tak tahan lagi dan mencabut batang penisnya dari vagina Agnes, dan…. croott…. crootttt… croooottttt!!! air mani muncrat mengenai sekujur wajah Agnes, melihat hal tersebut yang lain pun tak mau ketinggalan dan bergantian mengocok-ngocok batang penisnya cepat-cepat diwajah dan mulut Agnes, hingga berakhir dengan semprotan air mani diwajahnya. Bahkan tak sedikit mengeluarkan airmani nya didalam mulut Agnes, lalu memaksa Agnes untuk menelannya.
Sekitar dua puluh menit, wajah Agnes dihujani ‘air mani’ yang kental itu, hingga Agnes terlihat basah kuyub oleh sperma mulai dari rambut hingga gunung kembarnya terlihat mengkilat oleh basahnya sperma puluhan pemuda berandal tersebut.
Part II
Jam menunjukkan pukul jam satu siang, dan Agnes pun baru selesai ‘dikerjain’ oleh mereka, dan terlihat lemas tak berdaya dengan muka yang masih belepotan sperma. Tiga orang pemuda membawa Agnes kedalam kamar mandi yang terlihat sangat mewah, dan memandikan Agnes dengan air hangat serta sabun cair yang sangat wangi. Agnes disuruh tiduran sambil direndam air hangat, sementara ketiga pemuda tersebut bergantian menyabuni tubuh Agnes yang putih sintal itu dengan bernafsu, sambil sesekali meremas-remas selangkangan dan gunung kembar Agnes yang terasa licin oleh sabun tersebut. Hingga akhirnya ketiga pemuda tersebut sudah tidak tahan lagi dan Agnes pun diperkosa lagi didalam kamar mandi itu.
Mereka mengeluarkan Agnes dari bak rendam, dan dibawah pancuran air hangat Agnes dipaksa nungging, dan dua pemuda bergantian menyetubuhi Agnes dari arah belakang, sedangkan yang satunya mengeluarmasukkan batang penisnya di mulut Agnes, sambil memegangi rambut Agnes hingga kepala Agnes tidak dapat bergerak. Setengah jam sudah Agnes ‘diobok-obok’ didalam kamar mandi, dan diakhiri dengan meyemprotkan air mani masing-masing didalam mulut Agnes, dan tiga porsi air mani itu dalam sekejap sudah pindah kedalam mulut Agnes, dan sisa-sisa sperma masih terlihat berceceran disekitar wajah Agnes yang putih itu.
Part III
Selesai dimandikan, Agnes kembali didandani hingga terlihat sangat cantik. Bra hitamnya yang berukuran 36B itu kembali dipasangkan. Celana dalam nylon Agnes sudah raib jadi rebutan, hingga vagina Agnes dibiarkan terlihat, sementara beberapa pemuda berandal itu sibuk menjepretkan kamera digitalnya kearah Agnes. Agnes dipaksa berpose dengan berbagai gaya yang sensual, mulai dari adegan membuka bra nya sendiri hingga duduk mengangkang sambil memasukkan batangan ketimun kedalam vaginanya.
Puas mengambil berbagai pose Agnes, seorang pemuda mengambil dua gelas minuman dari dalam kulkas dan sepotong hamburger untuk Agnes. Dan betapa terkejutnya Agnes ketika tahu bahwa dua gelas minuman tersebut adalah sperma yang sudah disimpan berhari-hari di dalam kulkas. Seorang pemuda lagi mengambil suntikan besar tanpa jarum. Agnes dipaksa membuka mulut lebar-lebar, sementara salah seorang menyedot sperma dalam gelas tersebut dengan suntikan besar itu, kemudian menyuntikkannya kedalam mulut Agnes, hingga tertelan langsung kedalam tenggorokkannya. Mereka dengan brutalnya bergantian menyuntikkan ‘air mani basi’ itu ke mulut Agnes hingga habis satu gelas penuh. Masih sisa satu gelas lagi, dan hamburger untuk Agnes pun diolesi penuh dengan sperma tersebut, dan Agnes pun dipaksa makan hingga habis. Sisa sperma sebanyak setengah gelas terpaksa disedot Agnes dengan sedotan hingga tandas tak bersisa.
Selesai ‘memberi makan’ Agnes, mereka kembali mengantri Agnes. Namun kali ini Agnes tidak disetubuhi, mereka hanya memaksa Agnes mengulum-ngulum batang penis mereka dimulut Agnes, serta mengocok-ngocoknya dengan kedua tangan Agnes yang lentik itu. Tiga puluh batang penis kembali bergantian dikulum-kulum Agnes, sementara yang lainnya memaksa Agnes menggenggam batang penisnya dengan kedua tangannya, yang lainnya lagi sibuk memain-mainkan alat kelaminnya diwajah dan rambut Agnes. Hingga akhirnya Agnes kembali dihujani puluhan porsi sperma segar di wajah dan mulutnya. Pertama kali sperma muncrat dari lubang penis tepat didepan wajah Agnes hinggga tepat mengenai dahi hingga bibir Agnes, yang lainnya pun ikut menyusul hingga puluhan semprotan sperma berhamburan diseluruh wajah Agnes yang cantik itu. Sementara itu dua orang pemuda dari kiri dan kanan Agnes menyendoki air mani yang bertetesan di wajah Agnes, lalu menyuapinya hingga mereka puas.
TAMAT
Tubuh Agnes cukup sintal dan berisi, didukung dengan sepasang gunung kembar berukuran 36B serta wajah yang cantik, membuat setiap pria pasti meliriknya, setiap kali ia berjalan. Seperti biasa setiap hari Agnes pergi ke kantornya di bilangan Roxi Mas, yang tanpa disadarinya ia dibuntuti sekelompok pemuda iseng yang hendak menculiknya.
Sudah beberapa hari para pemuda itu mempelajari kebiasaan Agnes pergi dan pulang kantor. Dan hari itu mereka sudah menyusun rencana yang matang untuk menculik Agnes. Tiba-tiba dijalan yang sepi taksi yang ditumpangi Agnes dicegat secara tiba-tiba, dan sambil mengancam sopir taksinya, mereka langsung menyeret Agnes masuk kedalam mobil mereka, dan tancap gas keras-keras, hingga akhirnya mobil mereka larikan kearah pinggir kota, dimana teman-teman mereka yang lain sudah menunggu disebuah rumah yang sudah dipersiapkan untuk ‘mengerjai’ Agnes.
Didalam mobil Agnes diapit oleh dua orang pemuda berkulit hitam, sedangkan yang dua lagi duduk dikursi depan. Agnes sudah gemetaran karena takut, dan benar-benar tidak berdaya ketika dua orang yang mengapitnya memegang-megang tubuhnya yang sintal dan putih itu. Dua pasang tangan hitam bergentayangan disekujur tubuhnya, yang kebetulan pada hati itu Agnes mengenakan rok lebar sebatas lutut, dengan atasan blouse putih krem yang agak tipis, hingga bra Wacoal hitam yang dikenakannya lumayan terlihat jelas dari balik blouse tersebut.
Dengan leluasa disepanjang jalan tangan-tangan jahil tertersebut bergentayangan dibalik rok Agnes sambil meremas-remas paha putih mulus tersebut, hingga akhirnya mereka tiba dirumah tersebut, dan mobil langsung dimasukkan kedalam garasi dan rolling doorpun langsung ditutup rapat-rapat. Agnes yang sudah terikat tangan dan kakinya, serta mulut tersumpal dan mata ditutup saputangan digendong masuk kedalam ruang tamu, dan didudukkan disofa yang cukup lebar.
Ikatan tangan, kaki, mulut dan mata Agnes dibuka, dan alangkah terkejutnya ia sekitar tiga puluh pemuda yang hanya memakai cawat memandanginya dengan penuh nafsu seks. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Agnes pun mulai dikerjai oleh mereka. Agnes yang sudah tidak berdaya itu hanya bisa duduk bersandar di sofa dengan lemas ketika salah seorang lelaki mulai membuka kancing blouse-nya satu persatu hingga blouse putih tersebut dicopot dari tubuh sintalnya itu.
Beberapa orang lagi berusaha membuka rok merah Agnes hingga Agnes pun akhirnya hanya memakai bra hitam serta celana dalam nylon berwarna hijau muda, dan membuat dirinya terlihat makin menggairahkan, dan spontan saja para pemuda berandal tersebut langsung terlihat ereksi dengan kerasnya. Celana dalam Agnes pun langsung buru-buru dilepas dan menjadi rebutan untuk mereka.
Agnes dipaksa duduk dengan mengangkang lebar-lebar, hingga vagina-nya yang ditumbuhi rambut-rambut halus itu terlihat dengan jelas, dan mereka pun bergantian menjilati serta menghisap-hisap bibir vagina Agnes dengan nafsunya. Kepala mereka terlihat tenggelam diantara kedua pangkal paha Agnes, sementara yang lainnya bergantian meremas-remas kedua gunung kembar Agnes yang montok itu. Kop BH Agnes diturunkan ke bawah hingga kedua gunung kembarnya muncul bergelayutan dengan indahnya, dan menjadi bulan-bulanan pemuas nafsu untuk mereka.
Tidak puas dengan hanya meremas-remas saja, beberapa orang mulai mencoba untuk mengisap-ngisap puting susu gunung kembar Agnes yang ranum itu, hingga akhirnya Agnes pun dipaksa oral seks untuk mereka. Bergantian mereka memaksa Agnes untuk mengulum-ngulum batang penis mereka keluar masuk mulutnya. Kepala Agnes dipegangi dari arah belakang hingga tidak bisa bergerak, sementara itu yang lain bergantian mengeluar-masukkan batang penis mereka dimulut Agnes yang seksi itu hingga mentok kepangkal paha mereka.
Batang penis yang rata-rata panjangnya 17 senti itu terlihat masuk semua kedalam mulut Agnes, hingga mencapai kerongkongannya. Tak ketinggalan Agnes pun dipaksa untuk ‘mencicipi’ buah zakar mereka secara bergantian. Sepasang buah sakar tampak terlihat dikulum Agnes hingga masuk semua kedalam mulutnya yang mungil itu. Wajah Agnes yang cantik itu bergantian ditekan-tekan diselangkangan para pemuda berandal tersebut hingga buah sakar mereka masuk semua kedalam mulutnya.
Setelah puas dengan acara ‘pemanasan’ tersebut Agnes pun dipaksa tiduran diatas kanvas diruang tamu tersebut dan dengan paha yang mengangkang lebar, batang penispun mulai keluar masuk vagina Agnes yang masih ‘rapat’ itu, mereka dengan tidak sabarnya bergantian menjajal vagina Agnes dengan batang penis mereka yang rata-rata panjang dan besar itu. Bagi yang belum kebagian jatah terpaksa memainkan-mainkan penisnya diwajah dan mulut Agnes.
Beberapa orang dengan nafsunya memukul-mukulkan batang penisnya di wajah Agnes sambil mendesah-desah dengan nafsu. Bosan dengan gaya tiduran, Agnes dipaksa duduk di sofa lagi dengan paha mengangkang lebar dan kembali ‘di embat’ bergantian, sementara bibir Agnes tetap sibuk dipaksa mengulum batang penis yang tampak mengkilat karena air liur Agnes yang menempel di batang penis tersebut.
Sementara para pemuda yang mendapat giliran mengocok vagina Agnes tampak sangat bersemangat sekali hingga bunyi batang penis yang keluar masuk vagina Agnes terdengar sangat jelas. Hampir dua jam sudah Agnes “dikerjain” dengan intensif oleh puluhan pemuda tersebut, hingga akhirnya satu persatu mulai berejakulasi. Tiga puluh pemuda mengantri Agnes untuk berejakulasi diwajah Agnes yang cantik itu.
Dimulai oleh empat orang berdiri mengelilingi Agnes dengan batang penis menempel disekitar wajah Agnes yang cantik. Sementara seorang lagi mengocok vagina Agnes dengan nafsunya, hingga akhirnya ia tak tahan lagi dan mencabut batang penisnya dari vagina Agnes, dan…. croott…. crootttt… croooottttt!!! air mani muncrat mengenai sekujur wajah Agnes, melihat hal tersebut yang lain pun tak mau ketinggalan dan bergantian mengocok-ngocok batang penisnya cepat-cepat diwajah dan mulut Agnes, hingga berakhir dengan semprotan air mani diwajahnya. Bahkan tak sedikit mengeluarkan airmani nya didalam mulut Agnes, lalu memaksa Agnes untuk menelannya.
Sekitar dua puluh menit, wajah Agnes dihujani ‘air mani’ yang kental itu, hingga Agnes terlihat basah kuyub oleh sperma mulai dari rambut hingga gunung kembarnya terlihat mengkilat oleh basahnya sperma puluhan pemuda berandal tersebut.
Part II
Jam menunjukkan pukul jam satu siang, dan Agnes pun baru selesai ‘dikerjain’ oleh mereka, dan terlihat lemas tak berdaya dengan muka yang masih belepotan sperma. Tiga orang pemuda membawa Agnes kedalam kamar mandi yang terlihat sangat mewah, dan memandikan Agnes dengan air hangat serta sabun cair yang sangat wangi. Agnes disuruh tiduran sambil direndam air hangat, sementara ketiga pemuda tersebut bergantian menyabuni tubuh Agnes yang putih sintal itu dengan bernafsu, sambil sesekali meremas-remas selangkangan dan gunung kembar Agnes yang terasa licin oleh sabun tersebut. Hingga akhirnya ketiga pemuda tersebut sudah tidak tahan lagi dan Agnes pun diperkosa lagi didalam kamar mandi itu.
Mereka mengeluarkan Agnes dari bak rendam, dan dibawah pancuran air hangat Agnes dipaksa nungging, dan dua pemuda bergantian menyetubuhi Agnes dari arah belakang, sedangkan yang satunya mengeluarmasukkan batang penisnya di mulut Agnes, sambil memegangi rambut Agnes hingga kepala Agnes tidak dapat bergerak. Setengah jam sudah Agnes ‘diobok-obok’ didalam kamar mandi, dan diakhiri dengan meyemprotkan air mani masing-masing didalam mulut Agnes, dan tiga porsi air mani itu dalam sekejap sudah pindah kedalam mulut Agnes, dan sisa-sisa sperma masih terlihat berceceran disekitar wajah Agnes yang putih itu.
Part III
Selesai dimandikan, Agnes kembali didandani hingga terlihat sangat cantik. Bra hitamnya yang berukuran 36B itu kembali dipasangkan. Celana dalam nylon Agnes sudah raib jadi rebutan, hingga vagina Agnes dibiarkan terlihat, sementara beberapa pemuda berandal itu sibuk menjepretkan kamera digitalnya kearah Agnes. Agnes dipaksa berpose dengan berbagai gaya yang sensual, mulai dari adegan membuka bra nya sendiri hingga duduk mengangkang sambil memasukkan batangan ketimun kedalam vaginanya.
Puas mengambil berbagai pose Agnes, seorang pemuda mengambil dua gelas minuman dari dalam kulkas dan sepotong hamburger untuk Agnes. Dan betapa terkejutnya Agnes ketika tahu bahwa dua gelas minuman tersebut adalah sperma yang sudah disimpan berhari-hari di dalam kulkas. Seorang pemuda lagi mengambil suntikan besar tanpa jarum. Agnes dipaksa membuka mulut lebar-lebar, sementara salah seorang menyedot sperma dalam gelas tersebut dengan suntikan besar itu, kemudian menyuntikkannya kedalam mulut Agnes, hingga tertelan langsung kedalam tenggorokkannya. Mereka dengan brutalnya bergantian menyuntikkan ‘air mani basi’ itu ke mulut Agnes hingga habis satu gelas penuh. Masih sisa satu gelas lagi, dan hamburger untuk Agnes pun diolesi penuh dengan sperma tersebut, dan Agnes pun dipaksa makan hingga habis. Sisa sperma sebanyak setengah gelas terpaksa disedot Agnes dengan sedotan hingga tandas tak bersisa.
Selesai ‘memberi makan’ Agnes, mereka kembali mengantri Agnes. Namun kali ini Agnes tidak disetubuhi, mereka hanya memaksa Agnes mengulum-ngulum batang penis mereka dimulut Agnes, serta mengocok-ngocoknya dengan kedua tangan Agnes yang lentik itu. Tiga puluh batang penis kembali bergantian dikulum-kulum Agnes, sementara yang lainnya memaksa Agnes menggenggam batang penisnya dengan kedua tangannya, yang lainnya lagi sibuk memain-mainkan alat kelaminnya diwajah dan rambut Agnes. Hingga akhirnya Agnes kembali dihujani puluhan porsi sperma segar di wajah dan mulutnya. Pertama kali sperma muncrat dari lubang penis tepat didepan wajah Agnes hinggga tepat mengenai dahi hingga bibir Agnes, yang lainnya pun ikut menyusul hingga puluhan semprotan sperma berhamburan diseluruh wajah Agnes yang cantik itu. Sementara itu dua orang pemuda dari kiri dan kanan Agnes menyendoki air mani yang bertetesan di wajah Agnes, lalu menyuapinya hingga mereka puas.
TAMAT
Label: Cerita Dewasa